Pemupukan NPK Dan Nitrogen Pada Tanaman Padi Di Lahan Sawah Berstatus P Tinggi Di Sumatera Barat

Abstract

Pemupukan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan produksi padi sawah. Pemberian pupuk majemuk NPK tetap memerlukan pupuk tunggal untuk periode pertumbuhan tanaman tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh pupuk majemuk NPK dan pupuk tunggal N serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi pada lahan sawah berstatus P-tinggi, dan (2) menentukan perimbangan yang tepat antara pupuk majemuk NPK dengan pupuk tunggal N pada lahan sawah dengan status P-tinggi. Penelitian dilaksanakan di Kota Solok propinsi Sumatera Barat pada bulan November 2012–Juli 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor 1 adalah takaran pupuk majemuk NPK (200 kg/ha, 300 kg/ha dan 400 kg/ha) dan faktor 2 adalah takaran pupuk tunggal N (67 kg/ha, 100 kg, 133 kg/ha, 167 kg/ha dan 200 kg/ha). Pupuk majemuk NPK hanya berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot seribu biji dan hasil, sedangkan pupuk tunggal N berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan hasil. Tidak ada interaksi nyata antara pupuk majemuk NPK dan pupuk tunggal N terhadap pertumbuhan, hasil dan komponen hasil padi. Peningkatan takaran pupuk majemuk NPK meningkatkan tinggi tanaman, menurunkan berat seribu biji, dan meningkatkan hasil sebesar 3 %, sedangkan peningkatan takaran pupuk tunggal N meningkatkan jumlah anakan, jumlah anakan produktif, dan meningkatkan hasil sebesar 6%. Dilihat dari segi efektifitas dan efisiensi, perimbangan yang tepat antara pupuk majemuk NPK dan pupuk tunggal N pada tanah sawah P-tinggi adalah 300 kg pupuk majemuk NPK + 100 kg pupuk tunggal N/ha.

Slow-release Fertilizer Application on Silk (Falcataria moluccana Miq.) and Rice (Oryza sativa L.) Plant Growth and Yield in Agroforestry System

“…Conventional chemical fertilizers are widely known to enhance plant growth significantly (Firmansyah et al 2017;Budiman and Nurjaya 2021). However, excessive and continuous chemical fertilizers can reduce fertilizer efficiency and harm plants and the environment (Siska and Ismon 2019). A slow-release fertilizer (SRF) is a type of fertilizer designed to gradually release nutrients by incorporating them with semipermeable materials (Cole et al 2016).…”

Learning from global research to analyze contributing factors in rice yield gap: Bibliometric approach towards Indonesia’s self-sufficiency

“…Fertilization is one important component in efforts to increase rice production. However, excessive fertilizer application can also reduce fertilization efficiency and endanger plants and the environment (Siska and Lenin, 2020). Until now, the use of fertilizers for rice plants, especially N, P and K fertilizers, has not been used rationally according to plant needs, the ability of the soil to provide nutrients, soil properties and the quality of irrigation water and of the land management by farmers (Sofyan and Suryono, 2002).…”

Potensi Hasil Varietas Unggul Baru Padi Sawah Rasa Nasi Pera Berbasiskan Teknologi Jarwo Super Di Kabupaten Tanah Datar-Sumatera Barat

“…Berkaitan dengan upaya peningkatan produksi padi secara nasional, Kementerian Pertanian telah mengembangkan teknologi padi sawah yang disebut dengan teknologi jajar legowo super atau jarwo super (Balitbangtan, 2016). Teknologi jarwo super merupakan gabungan beberapa komponen teknologi unggul terdiri dari teknologi budidaya jajar legowo, pemanfaatan alat mesin pertanian, benih unggul, pemupukan dengan dosis optimal, pemanfaatan dekomposer dalam pengelolaan limbah jerami, pemanfaatan pupuk hayati dalam seed treatment dan biopestisida untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (Atman, 2018;Husnain, et al, 2016;Balitbangtan, 2016). Komponen teknologi utamanya antara lain; penggunaan varietas unggul baru (VUB) yang berpotensi hasil tinggi, pupuk hayati, dan biodekomposer.…”

“…Penyediaan hara ini berlangsung secara simbiosis atau non simbiosis. Pupuk hayati dapat digunakan sebagai seed treatment, atau diberikan ke tanah dan tanaman sesuai dengan fungsinya (Husnain, et al, 2016).…”

“…Biodekomposer juga sudah banyak dimanfaatkan, diantaranya dengan merek M-Dec (Husnain, et al, 2016) dan ultramic dekomposer (Atman, 2018). Produk biodekomposer ini dapat mempercepat pengomposan dan menekan penyakit tular tanah.…”