Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif peserta didik, guru dan calon guru fisika tentang AKM. Penelitian ini menggunakan desain mixed method yang dilakukan di SMAN 17 Surabaya dan Universitas Negeri Surabaya dengan memberikan angket dan wawancara. Penelitian dilakukan tanggal 25 November sampai 7 Desember 2021 sebanyak 103 responden. Teknik analisis data kuantitaf menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Bartlett's serta uji Cronbach's Alpha Coefficient, sedangkan data kualitatif menggunakan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data penelitian didapatkan pada uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Bartlett's sebesar 0,691 dan 0,584, adapun pada uji Cronbach's Alpha Coefficient sebesar 0,782 dan 0,752. Dengan demikian penelitian ini valid dan reliabel. Perspektif peserta didik, guru dan calon guru fisika setuju dengan pelaksanaan AKM sebagai pengganti Ujian Nasional. Responden menyatakan soal AKM lebih kompleks daripada Ujian Nasional. AKM belum dapat dijadikan sebagai syarat kelulusan dan dasar acuan untuk merumuskan pendidikan di Indonesia karena masih baru diterapkan. Hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan AKM yaitu dengan memberikan bimbingan kepada peserta didik. AKM dapat diintegrasikan pada pembelajaran fisika. Dalam hal ini, materi fisika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian yang membahas hasil pelaksanaan AKM masih sedikit. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan peserta didik, guru dan calon guru fisika belum setuju AKM dijadikan sebagai dasar acuan maupun syarat kelulusan. Soal fisika dapat dijadikan seperti AKM yang mengaitkan dengan lingkungan. Penelitian yang terkait hasil pelaksaan AKM masih belum banyak, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut.