Tujuan program pengabdian ini tindak lanjut dari program sebelumnya atas respon masyarakat dengan mengaktualisasikan problem klasik kekurangan pupuk. Atas dasar itulah ukuran dalam program kesinambungan ini berupa pelaksanaan penyuluhan pemupukan berbasis pada kearifan lokal, khususnya untuk komoditas singkong.Metode yang dipakai dalam melaksanakan program pengabdian ini adalah program aksi (action) yang mengedepankan kesepakatan (agreement) berbasis Focus Group Discussions (FGD). Mekanisme pelaksanan pengabdian melalui penyuluhan.Hasil program pengabdian menunjukkan bahwa substitusi pupuk organik dengan memanfaatkan potensi lokal sebagai pupuk organik, hal ini untuk memenuhi komoditas singkong sebagai tanaman yang menguras unsur hara dalam tanah. Tanah yang paling sesuai untuk singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu porous, tata udara baik, kaya bahan organik, kandungan hara tinggi dan  PH 4.0-8.0. Ada dua pilihan mempertahankan dan memulihkan kesuburan tanah, yaitu (i) masukan eksternal tinggi (menggunakan sumber energi fosil, seperti pupuk, dan lain-lain) dan (ii) masukan eksternal rendah (menggunakan sumber energi lokal, mengurangi kehilangan hara, penambahan hara dari lingkungan). Namun intrukdsi iptek dalam program pengabdian ini telah sepakat (agreement) dengan pupuk organik dari bahan kearifan local.Semua bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah organik pasar, kota, kertas, kotoran (limbah peternakan), limbah pertaniah, limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dan sebagainya. Khusus pada sampah organik yang banyak dihasilkan dari sampah rumah tangga menjadi perhatian khusus dalam rangka menghasilkan pupuk organik sekaligus dapat mengatasi problem sampah rumah tangga. Keberlanjutan (sutainble) dari program ini adalah kemandirian masyarakat dalam memlanjutkan program dari sampah organik (rumah tangga) untuk membuat pupuk untuk mesupply kebutuhan tanaman mereka khususnya pada singkong sebagai komoditas andalannya. Untuk itulah pada program berikutnya (the sustainable of programe) adalah sampah rumah tangga potensi mempunyai nilai social ekonomi tinggi (the high socioeconomic value) untuk mengedukasi masyarakat olah sampah