Hilangnya kebermaknaan hidup bagi warga binaan panti merupakan fenomena yang sering terjadi di sekitar masyarakat kita. Warga binaan panti yang merupakan individu lanjut usia (lansia) sering mengalami penyebab yang kurang menyenangkan ketika harus tinggal di panti, sering mengalami tekanan baik secara fisik maupun psikologis. Pendampingan dan pemberdayaan yang dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Tresna Wherda ini lebih kepada memperkuat kapasitas diri melalui kebermaknaan hidup melalui optimalisasi nilai-nilai religiusitas yang ada pada diri warga binaan tersebut. Metode yang digunakan terhadap pendampingan ini yaitu pendekatan Asset-Based Community-driven Development (ABCD). Pendekatan ini sangat tepat jika digunakan untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang ada dalam diri individu terutama potensi religiusitas untuk menemukan kebermaknaan hidup serta dapat secara efektif menggali dan menemukan makna dari kehidupan yang mulai memudar ketika terjadi proses adaptasi yang sulit. Hasil dari pendampingan dan pemberdayaan ini terhadap warga binaan di pusat rehabilitasi yaitu adanya rasa optimisme yang tinggi dalam menyongsong kehidupan walaupun mereka jauh dari keluarga, dapat merasakan Allah SWT sebagai Rahman dan Rahim ketika dalam susasana yang prihatin, dapat beribadah lebih leluasa, dan dapat lebih tenang dalam memaknai kehidupan religiusitasnya serta siap dalam menjalani tugas kehidupan atau berfungsi secara sosial. Hasil dari pengabdian ini memperlihatkan adanya potensi yang tumbuh kembali setelah warga mulai tinggal di panti. Perubahan itu terlihat dengan adanya perubahan pada aspek-aspek kebermaknaan hidup mulai dari dimensi personal, dimensi sosial, dan dimensi nilai-nilai.