<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan <em>Practical life</em>, apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan <em>Practical life</em>, serta apa saja kegiatan rutinitas yang dilakukan guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan <em>Practical life</em> pada usia 4-5 tahun. Perkembangan motorik halus mengacu pada organisasi otot-otot kecil seperti jari dan tangan, yang membutuhkan ketelitian dan koordinasi dengan tangan, serta penggunaan alat untuk mengerjakan suatu benda. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah 1 orang kepala sekolah dan 6 orang guru kelas A. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi serta teknik analisa data menggunakan model Milles and Hubberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Strategi yang dilakukan oleh guru adalah demonstrasi, pemecahan masalah dan pengajaran langsung. Faktor pendukung dalam menstimulasi motorik halus adalah alat peraga atau <em>apparatus </em>Montessori menggunakan benda sesungguhnya yang dijumpai anak dikehidupan sehari-hari, metode montessori, kerjasama antara guru dan orang tua, pelatihan guru mengenai metode Montessori, dan rekan kerja. Sedangkan Faktor penghambat dalam menstimulasi motorik halus anak adalah kurangnya dukungan orang tua dan kesabaran anak saat bermain. Kegiatan rutinitas yang dilakukan guru dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan <em>Practical life </em>adalah menuang, melipat, dan kegiatan lainnya. Kesimpulan adalah kegiatan <em>practical life</em> dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan strategi pembelajaran demontrasi, pecahan masalah dan pengajaran lagsung.</p>