Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perencanaan model pembelajaran berbasis proyek terhadap materi produk cake dan kue Indonesia dari tepung ketan dan umbi-umbian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TB3 di SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto, 2) penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang efektif dan efisien terhadap materi kue Indonesia dari tepung ketan dan umbi-umbian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TB 3 di SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto, 3) peningkatan kompetensi siswa kelas XI TB3 i terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap materi produk cake dan kue Indonesia dari tepung ketan dan umbi-umbian di SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc Taggart yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 34 siswa pada kelas XI TB 3 SMK Negeri 1.Dlanggu Mojokerto Teknik pengambilan data melalui lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, tes pilihan ganda, dan dokumentasi.. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) perencanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap materi kue Indonesia dari tepung ketan dan umbiumbian dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan yang dilakukan adalah pembuatan kelompok belajar dan kelompok ahli, pembuatan RPP dan jobsheet, pembuatan lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, dan tes pilihan ganda; 2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap materi produk cake dan kue Indonesia dari tepung ketan dan umbi-umbian dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran pada siklus pertama mencapai persentase 75%, pada siklus kedua meningkat menjadi 100%; 3) penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap materi produk cake dan kue Indonesia dari tepung ketan dan umbi-umbian dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TB 3 di SMK Negeri 1Dlanggu Mojokerto. Nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 81,4, menjadi 83,5 pada siklus pertama dan 91,2 pada siklus kedua. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pra siklus sebesar 80%, meningkat 3% menjadi 83% pada siklus pertama dan meningkat 17% menjadi 100% pada siklus kedua.