Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula jumlah hewan peliharaan maupun hewan terlantar. Overpopulasi hewan domestik menjadi masalah tak terhindarkan yang dapat mengarah pada permasalahan di sekitar permukiman. Hewan-hewan terlantar seringkali ditampung dalam penampungan, namun jumlah hewan yang diadopsi tidak sebanding dengan hewan yang masuk. Di sisi lain, terdapat bisnis breeder yang menambah keturunan hewan domestik dengan cara yang tidak etis. Oleh karena itu, diperlukan bangunan untuk penampungan hewan yang mendorong minat masyarakat dalam mempelajari perilaku hewan dan menggalakkan adopsi. Lokasi perancangan yaitu Jakarta Barat yang merupakan daerah perkotaan padat namun belum memiliki penampungan hewan. Pendekatan yang diambil yaitu rekreatif edukatif, dengan harapan dapat mengundang pengunjung untuk datang serta mengedukasi masyarakat agar lebih memilih mengadopsi ketimbang membeli dari breeder. Untuk memenuhi pendekatan tersebut, bangunan perlu mendorong interaksi antara manusia dan hewan. Dengan demikian, persepsi masyarakat mengenai penampungan hewan yang suram/menyedihkan dapat berubah menjadi sebuah tempat rekreasi yang menarik dan mengedukasi.