Penerapan Standar Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Cppob) Di Cilacap

Prasadi, Oto; Triwuri, Nurlinda Ayu; Prasetyanti, Dwi Novia; Sari, Eka Dyah Puspita; Santoso, Agus

doi:10.46306/jabb.v1i2.29

Cited by 7 publications

(4 citation statements)

References 2 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Salah satu UMKM yang berada dilokasi Sentra Industri Kecil Teritip Kota Balikpapan yaitu, UMKM Taganang yang merupakan usaha Khas Kalimantan dengan memproduksi olahan produk Sambel kepiting, Abon kepiting dan Roti mantau. Produk olahan berbahan baku kepiting dan produk makanan Frozen yang termasuk dalam jenis makanan Dalam (MD) (Prasadi et al, 2020) termasuk pangan berisiko sedang, BPOM RI menyatakan bahwa produk risiko sedang yang beredar di Indonesia wajib memiliki izin edar BPOM MD (Pritanova P et al, 2020). UMKM taganang saat ini telah mempunyai legalitas berupa Nomor Induk Berusaha (NIB), Perizinan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat Halal.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Pemenuhan Aspek Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Cppob) Pada Umkm Taganang Kota Balikpapan

Sulastri,

Rohmah,

Rachmawati

et al. 2023

JAI

View full text Add to dashboard Cite

Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) Merupakan salah satu faktor penting untuk memenuhi standar keamanan pangan yang dihasilkan serta menjamin produk yang dihasilkan memiliki mutu yang baik dan aman. Persyaratan keamanan pangan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dapat mencegah pangan dari cemaran fisik, kimia dan biologis hal lain yang dapat menganggu, merugikan serta membahayakan kesehatan masyarakat. Pendampingan untuk meningkatkan empati dan kepedulian terhadap UMKM dalam mempersiapkan persyaratan dan penerapan CPPOB untuk memenuhi izin edar BPOM pada UMKM Taganang Kota Balikpapan. Metode yang digunakan yaitu 1) Melakukan observasi dan wawancara, adalah teknik yang dilakukan secara langsung apa yang menjadi objek diteliti, yaitu CPPOB, 2) Melakukan pendampingan penerapan aspek CPPOB, yaitu metode yang dapat memberikan bantuan dan membimbing UMKM dalam perbaikan penerapan CPPOB dan 3) melakukan monitoring dan Evaluasi, yaitu mengetahui kondisi akhir UMKM setelah menerapkan CPPOB. Hasil pendampingan pada UMKM Taganang untuk penilaian kondisi awal terdapat 14 aspek yang belum diterapkan, dengan skor yaitu 70 atau masuk dalam rating C (Kurang), setelah dilakukan pendampingan perbaikan sarana produksi, terjadinya peningkatan pada aspek CPPOB memperolah skor 111 masuk dalam reting B (Baik). Hal ini, menunjukan bahwa UMKM Taganang telah memenuhi syarat penerapan aspek CPPOB. UMKM Taganang telah menunjukan perubahan yang baik dalam penerapan aspek-aspek CPPOB.

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Pemenuhan Aspek Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Cppob) Pada Umkm Taganang Kota Balikpapan

Sulastri,

Rohmah,

Rachmawati

et al. 2023

JAI

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Kondisi kebersihan di sekitar lokasi cukup diperhatikan dan dijaga sehingga dapat mencegah datangnya hama yang dapat mengkontaminasi produk. Untuk penanganan limbah cair hasil produksi sudah dibangun saluran irigasi yang terhubung dengan sungai sehingga limbah cair tidak mengendap, menimbulkan bau busuk dan untuk (Permatasari et al, 2020).…”

Section: Penilaian Persyaratan Kelayakan Pengolahan (Persyaratan Fisi...unclassified

“…Bangunan selalu dijaga bersih, mudah dilakukan kegiatan sanitasi, mudah dipelihara. Struktur ruangan (lantai, dinding, atap, langitlangit, pintu, jendela, ventilasi, permukaan tempat kerja dan penggunaan bahan gelas) harus memenuhi desain dan tata letak sebuah usaha perikanan (Permatasari et al, 2020)…”

Section: B Bangunanunclassified

“…Fasilitas sanitasi pada bangunan pabrik/tempat produksi dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene. Sarana penyediaan air, sarana pembuangan air dan limbah, sarana pembersihan/pencucian, sarana toilet, sarana higiene karyawan merupakan fasilitas sanitasi yang harus dipenuhi (Permatasari et al, 2020). Fasilitas yang disediakan terdiri dari sarana hygiene karyawan yakni: a) Toilet UMKM Mamabon terdapat 1 toilet berada terpisah di luar pengolahan dan rumah tempat tinggal.…”

Section: Fasilitas Sanitasiunclassified

See 1 more Smart Citation

Penilaian Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) Pada Unit Pengolahan Abon Ikan Tuna (Thunnus sp.)

Sayuti¹,

Salampessy²,

Putra³

2022

View full text Add to dashboard Cite

Ikan tuna secara nasional merupakan komoditas ekspor terbesar kedua setelah udang. Salah satu pengolahan ikan tuna yang banyak dilakukan oleh kelompok masyarakat, baik industri rumah tangga maupun UMKM adalah industri abon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan dasar penerapan GMP dan SSOP unit pengolahan abon ikan tuna dan mutunya pada UMKM Mamabon Kota Bukittinggi. Pengamatan proses pengolahan abon ikan dilakukan secara langsung di unit pengolahan menggunakan metode observasi dan wawancara dengan narasumber. Pengujian sensori bahan baku daging tetelan ikan tuna beku mengacu SNI 8919:2020 sedangkan sensori abon tuna mengacu pada SNI 7690:2013 yang dilakukan oleh 6 panelis dengan 8 kali pengamatan dan 3 kali pengulangan. Pengujian proksimat dan mikrobiologi dilakukan pada UPTD. Pengujian dan Penerapan Mutu Hasil Perikanan (PPMHP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat dengan dilakukan tiga kali pengulangan yang mengacu pada SNI. Perhitungan rendemen dilakukan pada tahap penyiangan, pengukusan, pencabikan dan produk akhir yang dilakukan sebanyak 5 kali pengamatan dengan 3 kali pengulangan. Penilaian Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) mengacu PermenKP No. 17 tahun 2019. Hasil uji sensori bahan baku dan produk abon tuna sudah memenuhi standar SNI. Abon ikan tuna memiliki nilai kadar protein 17,02%, kadar lemak 28,68%, kadar abu 4,92% dan kadar air 7,63%. Hasil pengujian mikrobiologi produk abon tuna sudah memenuhi standar SNI. Rendemen akhir abon ikan tuna sebesar 67%. Hasil penilaian SKP UMKM Mamabon mendapat predikat C (cukup). UMKM Mamabon telah menerapkan GMP dan SSOP walaupun dengan kategori cukup.

show abstract

Efforts to Improve Hygiene for Making Soybean Tempe

Suprajitno

Mugianti

2022

jcsh

View full text Add to dashboard Cite

The hygiene of soybean tempe processing begins with the selection of soybeans, the use of boiling facilities, and the use of water. The purpose of this activity is to improve the hygiene of making soybean tempe. The activities carried out are identification of needs and interventions. The target of the activity was the soybean tempe maker of Kel. Bendo Kec. Kepanjen Kidul of Blitar City. The time of the activities was February – April 2022. Efforts are being made to replace the boiling facilities made of stainless steel, giving Chlorine 70% tablets to water sources, and Chlorine powder 40% to water reservoirs. The results of these efforts include e-colli of water after intervention dropped to 2 MPN/100 mL, odorless boiled water, ferrite tasteless soybeans, and tempe becomes more durable.

show abstract

Penerapan Standar Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Cppob) Di Cilacap

Cited by 7 publications

References 2 publications

Pemenuhan Aspek Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Cppob) Pada Umkm Taganang Kota Balikpapan

Pemenuhan Aspek Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (Cppob) Pada Umkm Taganang Kota Balikpapan

Penilaian Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) Pada Unit Pengolahan Abon Ikan Tuna (Thunnus sp.)

Efforts to Improve Hygiene for Making Soybean Tempe

Contact Info

Product

Resources

About