Penerapan Teknologi Komposter dan Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Kompos pada Skala Rumah Tangga

Abstract

Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia yang sudah tidak berguna lagi. Volume peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia Sampah perlu dikelola dengan lebih baik untuk mendapatkan kembali nilainya. Tujuan pengabdian ini adalah agar masyarakat memiliki pengetahuan tentang cara mengolah sampah lebih bermanfaat dengan menerapkan teknologi komposter dalam mengolah sampah organik menjadik pupuk kompos. Kegiatan ini dilaksanakan di Perumahan dosen Undana Penfui. Bentuk kegiatan adalah pemberian materi dan praktek yakni memberikan materi penyuluhan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi pembuatan kompos dari sampah organik dan pembuatan teknologi komposter. Praktik pembuatan kompos ini dapat menjadi dorongan serta pengetahuan masyarakat dalam mencoba membuatnya sendiri di Rukun Tetangga (RT) masing-masing, juga dapat membentuk pos pengolahan kompos dalam komplek undana. Dari kegiatan ini, disarankan agar dapat dilakukan pelatihan dan diseminasi informasi secara kontinyu dari instansi terkait, sehingga masyarakat terus termotivasi untuk hidup produktif dan sehat.

Analisis Biaya Pendapatan Usaha Pengomposan Limbah Ternak Babi pada Kelompok Tani Bisimo Etaikena di Kampung Husoak Kabupaten Jayawijaya

“…Kompos sendiri berasal dari sisa-sisa mahkluk hidup yang digunakan sebagai pupuk organik (Rini et al, 2021). Dengan kata lain, kompos adalah hasil pelapukan bahan organik, seperti rumput, sampah, alang-alang, jerami, dan daun-daunan, yang dibantu oleh manusia (Purimahua et al, 2023). Pupuk kompos organik adalah jenis pupuk yang ramah lingkungan yang memiliki banyak manfaat untuk lingkungan, termasuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai pembentuk agregat, menjadi sumber hara untuk tanaman dan tanah, dan dapat meningkatkan produktivitas lahan secara keseluruhan dalam jangka panjang (Azmin et al, 2022).…”

“…Dimana, pengomposan atau secara aerobik terjadi ketika bahan organik tidak stabil dengan rasio C/N lebih dari 25 dihumifikasi menjadi bahan organik stabil. Pelepasan gas dan panas dari substrat yang dikomposkan menunjukkan proses ini (Purimahua et al, 2023). Ketahuilah bahwa pengolahan limbah dapat meningkatkan pendapatan peternak dan mengurangi pencemaran lingkungan.…”