Peat water is surface water or groundwater that is widely found in tidal areas, swampy and lowland, brownish red, and has a high organic content. The large amount makes peat water an alternative source of water for people who live on peatlands even though they have not met the standards of clean water quality. This study aims to treat peat water using the ceramic membrane filtration process of clay materials and coal fly ash for the removal of color and organic substances Research is conducted by varying the composition of the material and temperature of ceramic membrane combustion with the composition of TL:FA (60:40; 50:50; 40:60%) and combustion temperature (750; 800; 850 ºC), and calculating the rate of flow speed (flux). The best composition of materials and combustion temperatures are obtained at a composition of 50:50% and a temperature of 850 ºC with the efficient removal of color and organic substances are 98.70% and 94.35% respectively. In contrast, the highest flux values are obtained in ceramic membranes with a composition of 40:60% and combustion temperatures of 850 °C which is 0.96 L / m2.h.
ABSTRAK
Air gambut adalah air permukaan atau air tanah yang banyak terdapat di daerah pasang surut, berawa dan dataran rendah, berwarna merah kecoklatan, dan memiliki kandungan organik tinggi. Jumlahnya yang banyak membuat air gambut menjadi sumber air alternatif bagi masyarakat yang tinggal di lahan gambut meski belum memenuhi baku mutu air bersih. Penelitian ini bertujuan mengolah air gambut menggunakan proses filtrasi membran keramik dari bahan tanah liat dan fly ash batubara untuk menyisihkan warna dan zat organik Penelitian dilakukan dengan memvariasikan komposisi bahan dan temperatur pembakaran membran keramik terbaik dengan komposisi bahan TL:FA (60:40; 50:50; 40:60 %) dan temperatur pembakaran (750; 800; 850 oC), serta menghitung laju kecepatan alirannya (fluks). Komposisi bahan dan temperatur pembakaran terbaik didapatkan pada komposisi 50:50 % dan temperatur 850 oC dengan efisiensi penyisihan warna dan zat organik yang dihasilkan berurutan sebesar 98,70% dan 94,35%, sedangkan nilai fluks tertinggi diperoleh pada membran keramik dengan komposisi 40:60 % dan temperatur pembakaran 850 oC yaitu sebesar 0,96 L/m2.jam.