Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional, Tekanan Waktu Dan Pendeteksi Fraud (Studi Pada BPKP Jawa Tengah)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, skeptisme profesional, dan tekanan waktu terhadap pendeteksi fraud pada BPKP (Badan Pengawasan Kuangan dan Pembangunan) Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian. Teknik sampel yang digunakan yaitu saturated sampling sehingga diperoleh 45 sampel auditor internal BPKP sebagai responden dalam penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan analisis linear berganda. Analisis ini meliputi: uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja dan skeptisme profesional memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pendeteksi fraud tetapi untuk variabel tekanan waktu memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pendeteksi fraud pada BPKP Jawa Tengah.

Auditors’ professional skepticism and fraud detection

“…The result showed that H3 was accepted. This was in line with research conducted by Hammersley (2011), Yakubu (2017, Soenanto & Pesudo (2020), Suryanto, et al, (2017 and Anggriawan (2014) which showed that auditor experience had a positive effect on fraud detection. Auditor experience is an opportunity for auditors to gain knowledge about fraud (Hammersley, 2011) and also affects the level of expertise they have.…”

“…Auditors with longer experience in managerial or supervisory capacities tend to detect fraud faster because the more audit experience someone has, the higher the possibility for one to face the cases of fraud, and therefore the greater the chance of finding fraud (Yakubu, 2017). The research of Soenanto & Pesudo (2020), Suryanto, et al, (2017 and Anggriawan (2014) also showed the effect of experience on the ability of auditors to detect fraud. Cognitive dissonance theory explains that when cognitive dissonance occurs, the auditor will experience psychological discomfort due to conflicts between individual cognitive elements.…”

Pengaruh Skeptisme Profesional, Time Pressure, Locus of Control, Kecerdasan Emosional, Dan Pengalaman Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan

“…Menurut Noviyanti (2008) jika auditor tidak mempunyai skeptisme profesional, maka auditor saat melaksanakan tugasnya hanya mampu mendeteksi kesalahan saji yang berasal dari kekeliruan (error) dan sulit mendeteksi kesalahan saji yang berasal dari faktor kecurangan. Hal ini dibenarkan oleh penelitian yang dilakukan Sofie & Nugroho (2018), Soenanto & Pesudo (2020) yang menemukan skeptisme professional berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.…”

“…Time pressure dapat diartikan sebagai keadaan seseorang yang diberikan batasan waktu dalam menyelesaikan tugasnya, penyelesaian tugas yang tepat waktu mencerminkan keefektifan dan efisiensi dalam kinerja (Johari et al, 2019). Time pressure merupakan batasan waktu yang diberikan untuk auditor internal dalam melaksanakan tugasnya dimana auditor diharuskan untuk berpikir secara kritis dan selalu menanyakan banyak hal agar tugasnya selesai sesuai dengan susunan waktu yang telah diberikan (Soenanto & Pesudo, 2020).…”

“…Time pressure diterima auditor secara optimal bisa memberikan pengaruh positif kepada auditor untuk memusatkan dirinya pada penyelesaian pekerjaan, memberikan perhatian lebih pada informasi-informasi yang relevan, menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu dan berkomunikasi secara lebih baik untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak (Oktaviani & Latrini, 2018). Soenanto & Pesudo (2020) berpendapat bahwa time pressure sudah menjadi faktor bawaan yang harus dihadapi auditor internal, sehingga auditor diharapkan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal ini menunjukkan bahwa auditor seharusnya sudah terbiasa dan dapat beradaptasi dengan time pressure, sehingga dengan adanya time pressure yang diterima auditor akan lebih dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki serta lebih tersruktur dalam melaksanakan tugas dan termotivasi agar bersikap skeptis pada bukti audit yang diperiksanya sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi kecurangan.…”