Pengaruh Asimetri Informasi, Moralitas Individu Dan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh asimetri informasi, moralitas individu dan pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada penggunaan dana Desa di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan variabel asimetri informasi memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi; variable moralitas individu memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi; dan variabel pengendalian internal memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. ABSTRACTThis study aims to analyze the effect of information asymmetry, individual morality and internal control on the tendency of accounting fraud on the use of village funds in Utan District, Sumbawa Regency. The number of respondents used in this study were 44 people. Data collection is done by survey method with data collection techniques using questionnaires. The results of the study is the information asymmetry variable has a positive influence on the tendency of accounting fraud; individual morality variable has a negative influence on the tendency of accounting fraud; and internal control variable has a negative influence on the tendency of accounting fraud. PENDAHULUANDitetapkannya UU Nomor 6 tahun 2014 tentang desa diharapkan dapat membawa paradigma baru dalam pembangunan, mampu mengubah cara pandang pembangunan, bahwa kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi tidak selamanya berada di kota atau perkotaan, tetapi dalam membangun Indonesia haruslah dimulai dari desa, karena desa menjadi bagian terdepan dari upaya gerakan pembangunan yang berasal dari prakarsa masyarakat, guna mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, sekaligus berkeadilan dan berkesinambungan. Namun, harapan lain yang tidak bisa dikesampingkan adalah dengan adanya bantuan dana desa dari pemerintah, desa dapat termotivasi untuk menjadi lebih mandiri dan kredibel sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak semata tergantung dengan bantuan dari pemerintah Basirrudin, (2012) dan menjadikan bantuan dari pemerintah sebagai stimulant atau perangsang Wardoyo, 2015).Adanya alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan kepada desa dengan anggaran yang cukup besar, menyebabkan desa menjadi perhatian bagi semua pihak. Dalam pengelolaan keuangan desa tersebut perlu diperhatikan dan ditaati asas umum pengelolaan keuangan desa yaitu, keuangan desa harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, transparan, akuntabel, dan partisipatif dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat desa (Taufik, 2008).Pembagian alokasi dana desa yang diterima oleh masing-masing desa disetiap wilayah berbeda-beda. Hal ini dikarenakan, pemberian alokasi dana desa didasarkan pada jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan desa. Pembagian dan tata cara pemb...

Pemahaman Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern, Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, dan Kualitas Laporan Keuangan

“…Pencegahan fraud merupakan hal yang sangat penting ketika berbicara tentang bagiaman korupsi muncul sebagai topik utama pembahasan di berbagai daerah (Yasmin, 2021). Wells dalam (Puspasari & Suwardi, 2012) menyatakan kesalahan akuntansi yang disengaja yang dilakukan dengan maksud menipu pembaca dan pengguna laporan keuangan disebut sebagai penipuan akuntansi (fraud).…”

Pengaruh Moralitas Individu, Kesesuaian Kompensasi, Proteksi Awig-Awig Desa Adat dan Asimetri Informasi terhadap Kecendrungan Kecurangan (Fraud) pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Buleleng

“…Fraud triangle theory (Cressey, 1953) menjelaskan bahwa individu yang bermoral rendah akan melakukan rasionalisasi atau mencari pembenaran atas perbuatan yang dilakukan meskipun perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang menyimpang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komala (2019), Udayani (2017), Yadnya (2017) menunjukkan bahwa semakin tingginya level penalaran moral individu yang dimiliki maka individu akan semakin cenderung untuk tidak berhubungan dengan perilaku yang tidak beretika. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan hipotesis pertama pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecendrungan kecurangan.…”

Personal culture dan integritas, mana yang lebih penting untuk mengurangi kecurangan akuntansi?

“…Penelitian ini masih menarik untuk diteliti, karena berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal, moralitas individu, personal culture, integritas berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (Fernandhytia, 2020;Komala et al, 2019;Sholehah et al, 2018). Namun dari hasil penelitian lain menyatakan bahwa pengendalian internal, moralitas individu, personal culture dan integritas tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (Irwansyah, 2018;Rahmi, 2019;Rosliana, 2018).…”

“…Kecurangan adalah suatu upaya penyelewengan yang dilakukan secara terencana yaitu dengan mencuri kekayaan atau hak milik orang lain. Dalam konteks audit pada laporan keuangan, definisi kecurangan adalah salah saji laporan keuangan yang disengaja (Komala et al, 2019). Unsur penyebab kecurangan akuntansi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor perusahaan (unsur dari luar) dan faktor dalam diri seseorang (unsur dari dalam) (Dewi, 2017).…”

“…Moralitas dipahami sebagai suatu aturan yang mengatur mengenai pengertian baik atau buruknya perbuatan manusia, sehingga dapat membedakan bahwa perbuatan yang dilakukan itu baik atau buruk dan benar atau salah (Khoiriyah, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh Fernandhytia (2020) dan Komala et al (2019) menjelaskan bahwa peningkatan pada moralitas individu akan menghasilkan penurunan kecurangan akuntansi. Pernyataan ini bermakna bahwa tingkat moralitas individu akan memberikan dampak aktivitas pengambilan keputusan dalam kehidupan individu, sehingga semakin tinggi level moralitas individu akan mengurangi tingkat kecurangan akuntansi dan meminimalkan niat individu untuk melakukan perilaku curang.…”