“…Sedangkan menurut Mulyono (Mulyono et al, 2019), bawang merah juga bisa ditanam secara polikultur (intercropping, multiple cropping, relay cropping dan sequential planting) dengan cabai atau tanaman lain yang tentu hasilnya tergantung dari hasil dan harga tanaman lain tersebut. Bawang merah digunakan sebagai sayuran rempah; sebagai obat tradisional karena kandungan asam amino Alliin yang berfungsi sebagai antibiotik (Marliah et al, 2012), penurun gula darah (Aminah Hidayat & Zahroh, 2017;Elvira & Nathalia, 2020), kolesterol (Winarso et al, 2016); bahan campuran industri pengawetan ikan (Anglania & Hanum, 2019); mencegah browning pada jus apel (Phaiphan et al, 2019); hingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sperma pada semen beku untuk inseminasi buatan kambing (Ismianto et al, 2014); dan dapat juga digunakan sebagai pestisida nabati. Selain dikonsumsi segar, bawang merah juga dibuat olahan seperti pasta bawang merah (Ndruru & Herawati, 2021), bubuk bawang merah (Dewayani et al, 2019), awetan irisan bawang merah maupun bawang goreng.…”