Pengaruh Financial Target, Ineffective Monitoring, Pergantian Auditor, dan Perubahan Direksi Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

Abstract

This study aims to determine the effect of financial target, ineffective monitoring, auditors change, and directors change on financial statement fraud which is proxied by earnings management. The proxied of each variable are return on asset (ROA), ratio of independent board of commissioners, and dummy variables for auditor change and director change. The data is secondary data. The population is manufacturing companies sector consumer goods industry listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period 2016-2019. The research sample consisted of 28 companies using purposive sampling. Hypothesis testing used multiple linear analysis by using of Eviews10 software application. The results of this study indicate that financial target and auditor change had a significant positive effect on financial statement fraud, while ineffective monitoring and director change had no effect on financial statement fraud.

Kecurangan Laporan Keuangan Dilihat Dari Aspek Kondisi Keuangan Dan Pengawasan Dewan Komisaris Independen

“…Tuntutan ini dapat membuat manajer merasa tertekan. Tingginya target ROA yang ditargetkan perusahaan kepada manajemen berbanding lurus dengan tingginya peluang perusahaan melakukan tindakan kecurangan laporan keuangan Putri & Qintharah (2023), Ghaisani & Supatmi (2023), Azizah et al (2022), (Jao et al, 2020). Penelitian dari Nurhafifa et al (2023) menyatakan hal lain, tinggi rendahnya tingkat ROA tidak menyebabkan perusahaan membuat akun penipuan karena menurutnya manajemen berkeyakinan target ROA mudah dicapai.…”

“…Semakin kecil rasio dewan komisaris membuat perusahaan mengalami ketidakefektifan pengawasan kinerja, sehingga dapat membuat praktik kecurangan laporan keuangan semakin tinggi Ghaisani & Supatmi (2023), (Putri & Qintharah, 2023). Penelitian lain menunjukkan bahwa dewan komisaris dalam sebuah perusahaan yang berasal dari pihak eksternal juga belum tentu dapat membuat efektivitas pengawasan manajemen mencegah terjadinya kecurangan laporan keuangan meningkat (Azizah et al, 2022).…”

“…Ekspektasi pemenuhan kebutuhan (needs) menjadi sangat ambisius atau sulit dicapai, dapat menciptakan tekanan yang berpotensi pada tindakan kecurangan laporan keuangan yang merupakan perilaku tidak etis. Financial target yang dapat memengaruhi kecurangan laporan keuangan di dukung oleh penelitian dari Putri & Qintharah (2023), Ghaisani & Supatmi (2023), Azizah et al (2022), dan (Jao et al, 2020). Dari uraian tersebut, maka hipotesis pertama dapat peneliti kemukakan dengan bunyi: H1: Financial target memengaruhi kecurangan laporan keuangan dengan arah positif.…”

“…Pengujian selanjutnya yaitu memilih model panel, pengujian asumsi klasik, koefisien determinasi, statistik f, serta uji t. Pengujian dilakukan menggunakan aplikasi Eviews 12. Ghaisani & Supatmi (2023), Azizah et al (2022), dan (Jao et al, 2020). Kondisi keuangan perusahaan yang semakin buruk memungkinkan perusahaan melakukan praktik kecurangan laporan keuangan karena manajer tidak ingin diklaim tidak dapat mengelola perusahaan oleh prinsipal maupun kreditur (Putri & Qintharah, 2023).…”

Does Financial Distress Contribute as an Intermediary Factor in Detecting Financial Statement Fraud ?

“…One of them is the case of PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) in 2019, where the alleged manipulation of financial statements was revealed in ENVY's management letter to the Indonesia Stock Exchange (IDX), which explained the problems related to the financial statements of PT Ritel Global Solusi (RGS). Another case was in 2016 at PT Hanson International Tbk (MYRX), where there were allegations of manipulation related to the recognition of land plot sales revenue worth Rp.732 billion which resulted in overstated December 2016 financial statements of Rp 613 billion, and led to sanctions against the managing director by the Financial Services Utami et al (2022), Wilestari & Fujiana (2021) found an effect, while Rosa Sanjayyana & Urumsah (2021), Setiawan & Trisnawati (2022) concluded that there was no significant effect.…”