Rendahnya tingkat kesejahteraan petani tanaman pangan berpotensi mengancam ketersediaan sumber daya manusia, akibat ancaman konversi komoditas. Akibatnya, ada potensi inflasi akibat kelangkaan pangan. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menganalisis implikasi harga gabah terhadap kesejahteraan petani tanaman pangan dan inflasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, gabah kering yang dipanen mempunyai implikasi positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani. Sedangkan gabah kering giling tidak signifikan. Kedua, gabah kering panen mempunyai implikasi positif dan signifikan terhadap harga beras, namun harga gabah kering giling tidak berpengaruh signifikan terhadap harga beras. Ketiga, harga beras mampu mempengaruhi tingkat inflasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan upaya yaitu pertama, perlu dilakukan pengelolaan penyimpanan dan distribusi beras yang baik oleh pemerintah sehingga dapat menjaga stok dan stabilitas harga beras. Kedua, pemerintah harus mengatur distribusi tanam agar jumlah hasil panen bisa lebih merata. Ketiga, pemerintah harus meningkatkan peran petani sebagai produsen beras.