2013
DOI: 10.23960/jat.v1i3.2061
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

PENGARUH KITOSAN DAN Trichoderma sp. TERHADAP KEPARAHAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. et Bisby) PADA BUAH CABAI (Capsicum annuum L.)

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan dan Trichoderma sp. terhadap keparahan penyakit antraknosa (C. capsici) pada buah cabai (C. annuum L.). Hipotesis yang diajukan ialah bahwa aplikasi kitosan dan Trichoderma sp. dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, terdapat perbedaan pengaruh antara perlakuan kitosan, dan Trichoderma sp. terhadap keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, dan kitosan tidak berbeda jauh dengan fungisida berbahan aktif kaptan dalam menekan kepa… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan secara observasi langsung di lapangan, pada lahan pertanaman petani hortikultura di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung ditemukan 11 penyakit tanaman (Gambar 6). Gejala antraknosa diawali dengan bercak kecil dan berair seperti luka karena terkena sinar matahari (Sarwono et al, 2013). Gejala penyakit bercak daun yang sering muncul berupa bercak pada daun tua yang dimulai dari tepian daun, kemudian menyebar keseluruh bagian daun, daun menjadi kering kecoklatan, bagian yang terserang mengering dan tulang-tulang daunnya tampak terang, kemudian rontok pada gejala lebih lanjut (Octavia et al, 2016).…”
Section: Pendidikan Petaniunclassified
“…Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan secara observasi langsung di lapangan, pada lahan pertanaman petani hortikultura di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung ditemukan 11 penyakit tanaman (Gambar 6). Gejala antraknosa diawali dengan bercak kecil dan berair seperti luka karena terkena sinar matahari (Sarwono et al, 2013). Gejala penyakit bercak daun yang sering muncul berupa bercak pada daun tua yang dimulai dari tepian daun, kemudian menyebar keseluruh bagian daun, daun menjadi kering kecoklatan, bagian yang terserang mengering dan tulang-tulang daunnya tampak terang, kemudian rontok pada gejala lebih lanjut (Octavia et al, 2016).…”
Section: Pendidikan Petaniunclassified
“…merupakan salah satu agen pengendali hayati dari Colletotrichum yang menyebabkan penyakit antraknosa pada produk pertanian seperti cabe dan papaya (Wicaksono dan Kafiya, 2022;Lestari, dkk., 2020). Sarwono, E (2013) melakukan pengujian terhadap keparahan penyakit antaknosa pada cabai, hasil penelitiannya membuktikan bahwa pelapisan intensitas penyakit antraknosa menurun setalah diberikan pelapisan pada buah cabai dengan kitosan 2,5%, kitosan 2,5%+ Trichoderma sp. dan fungisida.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian mengenai aplikasi kitosan pada tanaman cabai telah banyak dilakukan, terutama sebagai biofungisida untuk mengendalikan penyakit antraknosa (Sarwono et al, 2013;Akter et al, 2018), sebagai perlakuan benih (Chookhongkha et al, 2012b), sebagai biostimulan dalam menginduksi pertumbuhan tanaman cabai (Rattana & Sangsanga, 2018;Sari et al, 2020;Stone, 2020), dan sebagai pelapis buah edible untuk meningkatkan daya simpan (Priyadarshi et al, 2018;Muthmainnah, 2019). Penelitian tersebut dilakukan pada tanaman cabai merah dan cabai rawit, sedangkan pada tanaman cabai keriting masih belum dilakukan.…”
Section: Pendahuluanunclassified