2023
DOI: 10.25299/jicop.v3i1s.12355
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Kontrol Sosial dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di Kecamatan Pati

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kontrol sosial terhadap perilaku seksual pranikah, pengaruh konformitas teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja dan pengaruh secara simultan kontrol sosial dan konformitas teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah sampel sebesar 379 remaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan insidental sampling, dan untuk metode analisis menggunakan teknik analisis linear berg… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Gabungan pendapatan orangtua responden per bulan didominasi oleh jumlah pendapatan tertinggi yaitu sebesar >3.500.000 sebanyak 59 orang (45,4%) dengan sebanyak 127 responden (97,7%) memiliki status domisili yang masih tinggal bersama orangtua dan status pasangan pernah berpacaran, namun tidak sedang berpacaran (52,3%). (25)(26)(27)(28)(29)(30)(31)(32)(33)(34)(35)(36)(37)(38)(39)(40) 90 (69,2%) Berdasarkan Tabel 3, distribusi tingkat pengetahuan siswa didominasi oleh tingkat pengetahuan baik (skor kuesioner 13-21) sebanyak 59 orang (45,4%), diikuti oleh tingkat pengetahuan cukup (skor kuesioner 7-12) sebanyak 56 orang (43,1%), dan tingkat pengetahuan kurang (skor kuesioner 0-6) sebanyak 15 orang (11,5%). Nilai mean atau rata-rata ± standar deviasi perolehan skor kuesioner 130 siswa adalah 11,75 ± 0,37 dari jumlah skor maksimal sebesar 21 poin.…”
Section: Hasilunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Gabungan pendapatan orangtua responden per bulan didominasi oleh jumlah pendapatan tertinggi yaitu sebesar >3.500.000 sebanyak 59 orang (45,4%) dengan sebanyak 127 responden (97,7%) memiliki status domisili yang masih tinggal bersama orangtua dan status pasangan pernah berpacaran, namun tidak sedang berpacaran (52,3%). (25)(26)(27)(28)(29)(30)(31)(32)(33)(34)(35)(36)(37)(38)(39)(40) 90 (69,2%) Berdasarkan Tabel 3, distribusi tingkat pengetahuan siswa didominasi oleh tingkat pengetahuan baik (skor kuesioner 13-21) sebanyak 59 orang (45,4%), diikuti oleh tingkat pengetahuan cukup (skor kuesioner 7-12) sebanyak 56 orang (43,1%), dan tingkat pengetahuan kurang (skor kuesioner 0-6) sebanyak 15 orang (11,5%). Nilai mean atau rata-rata ± standar deviasi perolehan skor kuesioner 130 siswa adalah 11,75 ± 0,37 dari jumlah skor maksimal sebesar 21 poin.…”
Section: Hasilunclassified
“…[29][30][31][32][33][34] Tingkat korelasi lemah dan tidak adanya hubungan yang bermakna antara persepsi dan perilaku pencegahan yang ditemukan pada penelitian ini mendorong dilakukannya penelitian selanjutnya untuk mencari faktor-faktor lain yang lebih berperan dalam perilaku pencegahan HIV/AIDS, seperti contohnya faktor pendukung (enabling factors), seperti lingkungan fisik dan fasilitas kesehatan, serta faktor pendorong (reinforcing factor), seperti peran role model bagi siswa Berdasarkan studi sebelumnya, adapun beberapa faktor yang dapat diteliti untuk penelitian selanjutnya antara lain faktor harga diri, efikasi diri, religiusitas, dan kontrol diri (faktor predisposisi), akses terhadap pornografi, kemudahan akses informasi, pola asuh permisif, dan lingkungan fisik di daerah perkotaan (faktor pendukung), serta peran teman sebaya yang termasuk dalam role model (faktor pendorong). [29][30][31][32][33][34] Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menganalisis hubungan antara pengetahuan, persepsi, dan perilaku pencegahan siswa SMA di Denpasar Bali dengan analisis tambahan terkait media dan aktor sumber informasi. Meskipun penulis telah menyebutkan beberapa faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi perilaku pencegahan untuk penelitian selanjutnya, tidak adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dan perilaku pencegahan juga dapat disebabkan oleh instrumen yang digunakan dalam proses penelitian.…”
Section: Pembahasanunclassified