Kegiatan distribusi listrik yang dilakukan PLTU Tanjung Jati B yang berlokasi di Kabupaten Jepara menyisakan limbah hasil pembakaran batubara berupa abu fly ash dan botton ash (FABA), dengan tekstur warna abu-abu dan hitam. Limbah FABA hanya dimanfaatkan 30% untuk campuran semen dan sisanya menumpuk terbengkalai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konduktivitas pada katoda udara menggunakan material limbah batubara FABA sebagai pengganti dari karbon aktif untuk dimanfaatkan sebagai baterai ramah lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan metode eksperimen. Data penelitian diperoleh melalui eksperimen pengujian di Laboratorium Konversi Energi Listrik Universitas Semarang menggunakan FABA yang diperoleh dari PLTU Tanjung Jati B. Penelitian dimulai dengan pengambilan sampel FABA dari PLTU Tanjung Jati B, penyaringan, dan pengujian konduktifitas dengan variasi Carbon dan Graphite. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, ditemukan bahwa baterai udara dengan memanfaatkan fly ash dan grafit dengan tegangan yang dihasilkan sebesar 2,58 V mampu menghidupkan lampu LED selama 4 hari. Untuk meningkatkan besar tegangan yang dihasilkan baterai ditambahkan larutan NaOH dengan perbandingan 1:4:2. (Fly Ash : Grafit : NaOH) Setelah ditambahkan larutan Na2Co3 tegangan meningkat menjadi 2,76 V. Ketiga bahan tersebut (Fly Ash, Grafit, NaOH) direkatkan dengan lem kertas untuk mendapatkan karakteristik kaku, teksturnya halus, cepat kering, luntur, doff, dan dapat menghantarkan listrik. Pengolahan limbah batubara FABA dapat mengatasi permasalahan PLTU Tanjung Jati B dan masyarakat untuk mengurangi penumpukan limbah batubara melalui penciptaan teknologi rekayasa berupa baterai udara.