Pengelasan logam tidak sejenis banyak diaplikasikan dengan tujuan memadukan beberapa sifat untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing jenis logam. Kombinasi ini mampu memberikan peningkatan sifat mekanik dan mengurangi biaya. Oleh karena itu, pengelasan ST 42 dan AISI 304 dilakukan guna mendapatkan peningkatan sifat mekanik melalui kekuatan tarik, lalu didukung dengan foto makro untuk mengetahui lebar HAZ. Variasi posisi pengelasan 1G, 2G, 3G dengan menggunakan diameter elektroda 2 mm, 2,6 mm, dan 3,2 mm digunakan sebagai parameter yang diamati untuk mengetahui kekuatan tarik dan struktur makro yang diperoleh. Dari hasil penelitian didapatkan kekuatan tarik tertinggi menggunakan posisi pengelasan 2G diameter elektroda 3,2 mm sebesar 391,92 N/mm2, sedangkan kekuatan tarik terendah terjadi pada posisi pengelasan 3G diameter elektroda 2 mm sebesar 230,83 N/mm2. Sedangkan, hasil pengamatan struktur makro, HAZ terbesar terjadi pada posisi pengelasan 3G dengan diameter elektroda 3,2 mm dengan nilai 0,58 mm, serta nilai HAZ terkecil adalah 0,43 mm dengan posisi pengelasan 3G menggunakan diameter elektroda 2 mm. Hal ini menyatakan bahwa perbedaan diameter elektroda sangat mempengaruhi kekuatan tarik sambungan las, perbedaan hasil pengelasan ini disebabkan karena jumlah fluks pada elektroda.