Pada masa Covid-19, pembelajaran dilaksanakan daring. Di Kota Tegal terdapat sekolah yang siswanya berlatar belakang majemuk. Mereka beragama Islam, Kristen, Hindu, budha. Selain itu, etnis mereka juga berbeda, ada yang berasal dari Jawa, Tionghoa, Arab. Hal tersebut mestinya tidak menjadi halangan untuk belajar. Belajar tanpa mempermasalahkan perbedaan, namun pada kenyataannya siswa masih sering menjadikan perbedaan sebagai penghalang saat proses pembelajaran. Kenyaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah hal penting diupayakan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran interaktif. Merdeka belajar adalah tantangan bagi guru. siswa diberikan kebebasan dalam mengembangkan bakat dan minatnya tanpa tekanan. Tujuan penelitian meliputi 1) Untuk mengetahui bagaimana guru SD PHB Kmenerapkan model pembelajaran interaktif saat mengajar agar tercipta merdeka belajar di kelas. 2) Hambatan yang dihadapi guru SD PHB dalam menerapkan model pembelajaran interaktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan guru SD PHB menerapkan model pembelajaran interaktif dalam rangka menciptakan merdeka belajar pada siswa. Model pembelajaran yang diterapkan PBL dan STAD. Dalam pelaksanaannya terhapat hambatan diantaranya Siswa mudah bosan saat pembelajaran daring, perbedaan karakteristik siswa, Guru hanya mendapatkan fasilitas dari yayasan, namun tidak dari Kemdikbud dan keterbatasan waktu.