2022
DOI: 10.37598/jsi.v1i2.1491
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Norma Sujektif Dan Harga Terhadap Minat Beli Sayuran Organik Di Kota Banda Aceh

Abstract: Kecemasan terhadap praktik pertanian yang tidak bertanggung jawab menjadikan sayuran organik menjadi produk alternatif yang dicari konsumen saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh norma subjektif dan harga terhadap minat beli sayuran organik di Kota Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer dalam bentuk kuisioner untuk pengumpulan data, dan data sekunder dalam bentuk studi kepustakaan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah konsu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Perbedaan ini, juga disebabkan karena model permaculture memiliki etika dalam pelaksanaannya yang terdiri dari "Peduli pada Bumi" (Care for the Earth), "Peduli pada Manusia" (Care for People), dan "Adil bagi Semua" (Fair Share) menjadi landasan utama dalam konsep permaculture (Anuhya, 2022). Namun, proses penerimaan suatu model pertanian baru oleh petani Indonesia masih terbilang sulit (Sartika, et al, 2023). Hal ini disebabkan, karena masih terdapat kecemasan dari para petani di Indonesia terhadap keberhasilan dan keberlanjutan usahanya seperti hasil produksi serta pemasukan yang akan didapatkan tidak berbeda secara signifikan pada awal penerapan, serta pengetahuan akan pertanian organik yang masih minim (Lesmana & Mergareta, 2017) membuat mereka enggan memilih pertanian organik dengan konsep permaculture.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perbedaan ini, juga disebabkan karena model permaculture memiliki etika dalam pelaksanaannya yang terdiri dari "Peduli pada Bumi" (Care for the Earth), "Peduli pada Manusia" (Care for People), dan "Adil bagi Semua" (Fair Share) menjadi landasan utama dalam konsep permaculture (Anuhya, 2022). Namun, proses penerimaan suatu model pertanian baru oleh petani Indonesia masih terbilang sulit (Sartika, et al, 2023). Hal ini disebabkan, karena masih terdapat kecemasan dari para petani di Indonesia terhadap keberhasilan dan keberlanjutan usahanya seperti hasil produksi serta pemasukan yang akan didapatkan tidak berbeda secara signifikan pada awal penerapan, serta pengetahuan akan pertanian organik yang masih minim (Lesmana & Mergareta, 2017) membuat mereka enggan memilih pertanian organik dengan konsep permaculture.…”
Section: Pendahuluanunclassified