Kedelai merupakan komoditas pangan terpenting ketiga setelah jagung dan padi. Sayangnya, produksi kedelai dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai yaitu pemupukan nitrogen dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan mempelajari pertumbuhan dan produksi empat genotipe kedelai terhadap perbedaan cara pemupukan nitrogen. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Baru dan Laboratorium Pascapanen pada bulan Maret hingga Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RLKT) dengan dua faktor percobaan, yakni genotipe (Tanggamus, Anjasmoro, Manshuu Masshokutou, dan SJ4) dan dosis pemupukan nitrogen (0 kg ha-1, 25 kg ha-1 melalui alur, dan pada umur 3,4,5,6 MST (minggu setelah tanam) dengan volume semprot 400 L ha-1). Genotipe kedelai menunjukkan respon yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman pada tinggi tanaman, indeks luas daun, umur tanaman, nilai kehijauan daun, dan jumlah buku produktif. Genotipe juga memiliki respon yang nyata terhadap komponen hasil meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot 100 butir biji, serta persentase kondisi biji normal dan keriput. Perbedaan pemupukan nitrogen hanya berpengaruh terhadap umur berbunga tanaman. Tanggamus memiliki respon pertumbuhan dan hasil paling baik jika dibandingkan dengan genotipe lainnya berdasarkan tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah cabang dan buku produktif, persentase biji normal, jumlah polong, serta jumlah dan bobot biji per tanaman.
Kata kunci: inokulan, komponen hasil, persentase biji normal