Pengaruh Penambahan Abu Tandan Sawit dan 12% Serbuk Cangkang Telur Terhadap Stabilisasi Tanah Lempung Ditinjau Dari Nilai CBR dan UCT

Abstract

Tanah lempung yang mempunyai kuat geser yang rendah perlu distabilisasikan agar memenuhi syarat teknis untuk dijadikan sebagai tanah dasar. Dalam penelitian ini digunakan penambahan serbuk cangkang telur (SCT) dan abu tandan sawit (ATS) sebagai bahan stabilisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai index properties, pengaruh penambahan bahan stabilisasi pada tanah lempung, untuk mengetahui kadar penambahan ATS dan SCT yang efektif untuk daya dukung tanah melalui pengujian Unconfined Compression Test (UCT) dan California Bearing Ratio (CBR) laboratorium tak terendam. Penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah ATS dan SCT yang semakin banyak di Indonesia. Dari hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis (CL) sedangkan berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6. Hasil penelitian menunjukkan berbagai variasi ATS dengan waktu pemeraman 3 (tiga) hari mengalami kenaikan dan penurunan terhadap nilai UCT dan CBR dengan presentase SCT yang tetap. Nilai UCT pada tanah asli sebesar 1,007 kg/cm² dan nilai CBR laboratorium sebesar 3,94% untuk CBR tak terendam. Dengan nilai paling maksimum terjadi pada variasi campuran 12% SCT+ 10% ATS yaitu dengan nilai SCT sebesar 2,804 kg/cm² dan dari hasil uji CBR laboratorium didapat nilai maksimum pada variasi campuran 12% SCT + 10% ATS dimana nilai CBR tak terendam (unsoaked) sebesar 7,83%. Dari hasil penelitian, variasi tanah campuran ini dapat meningkatkan stabilitas tanah sehingga dapat digunakan untuk konstruksi.

Stabilisasi Tanah Lempung Menggunakan Palm Oil Fuel Ash (POFA) dan 20% Kapur Dolomit (CaMg(CO3)2) Ditinjau dari CBR dan Kuat Tekan Bebas

“…Stabilisasi tanah dapat dilakukan secara kimiawi, fisik ataupun mekanis [4]. Penelitian terhadap stabilisasi tanah lempung secara kimiawi dengan menggunakan abu tandan sawit (ATS) dan 12% serbuk cangkang telur (SCT) telah dilakukan [5]. Penelitian ini meninjau nilai CBR dan nilai kuat tekan bebas (UCT) pada tanah untuk menguji stabilitas tanah lempung tersebut.…”

“…Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, maka stabilisasi tanah secara kimiawi dengan mencampurkan bahan tambahan yaitu POFA (Palm Oil Fuel Ash) dan Kapur Dolomit (KD) dilakukan pada penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian [5] dimana sifat fisik tanah aslinya bernilai sama. Pengaruh penambahan limbah POFA dan 20% KD terhadap stabilisasi tanah lempung dan campuran optimal terhadap nilai CBR dan kuat tekan bebas dari tanah lempung yang distabilisasi dengan limbah POFA dan 20% KD merupakan tujuan dari penelitian ini.…”

“…Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya [5]. Oleh karena itu pengujian yang dilakukan pada tanah asli sebelum penambahan bahan stabilisator dirujuk pada penelitian tersebut.…”

“…Campuran bahan stabilisator paling efektif terdapat pada penambahan 12% POFA +20% KD, yang mana terjadi peningkatan nilai CBR sebesar 109,6% dan peningkatan nilai kuat tekat bebas sebesar 192,4%, namun pada penambahan variasi bahan stabilisator berikutnya nilai CBR dan nilai kuat tekan bebas menurun. Apabila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya [5], penambahan campuran ini memiliki nilai CBR dan kuat tekan bebas lebih besar pada kondisi optimumnya. Namun, apabila dilihat dari banyaknya bahan tambahan yang digunakan, penelitian ini membutuhkan lebih banyak kuantitas bahan stabilisatornya 12% POFA + 20% KD dibandingkan dengan penelitian sebelumnya 10% ATS + 12% SCT.…”