Abstrak
Limbah cair sapi seperti urin sapi berpotensi menjadi biourin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari jenis diffuser terhadap kualitas biourin, serta mengetahui jenis diffuser terbaik selama proses fermentasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap perlakuan berisi 10 liter urin, 2% bakteri nitrifikasi, dan 2% molase. Adapun perlakuan yang dilakukan adalah perlakuan tanpa aerasi, perlakuan menggunakan aerasi tanpa diffuser, perlakuan menggunakan diffuser gelembung halus, perlakuan menggunakan diffuser gelembung kasar, dan perlakuan menggunakan diffuser batu aerasi. Fermentasi ini dilakukan selama 20 hari dengan pengukuran setiap 5 hari. Parameter diamati adalah suhu, pH, TDS, EC, C-Organik, N-Total, dan C/N Ratio selama proses fermentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis diffuser berpengaruh nyata terhadap proses fermentasi urin sapi. Proses fermentasi tanpa penggunakan diffuser menunjukan bahwa seiring bertambahnya waktu fermentasi diikuti dengan penurunan nilai pH dari 7,72 menjadi 7,54. Pada hari ke-20 fermentasi bio-urin, nilai Biochemical Oxygen Demand tertinggi ditunjukan oleh perlakuan penggunaan diffuser gelembung halus dengan nilai 9,2 mg/l. Dari lima perlakuan fermentasi urin yang dibuat hanya fermentasi dengan diffuser yang memenuhi standar No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Perlakuan dengan jenis diffuser gelembung halus merupakan perlakuan terbaik.
Abstract
Cow urine has the potential to become biourin. This study aims to determine the effect of the type of diffuser on the quality of biourin, as well as to determine the best type of diffuser during the fermentation process. This study used a completely randomized design consisting of 5 treatments and 3 replications. Each treatment contained 10 liters of urine, 2% nitrifying bacteria, and 2% molasses. The treatment was carried out without aeration, treatment using aeration without a diffuser, treatment using a fine bubble diffuser, treatment using a coarse bubble diffuser, and treatment using an aerated stone diffuser. This fermentation was carried out for 20 days with measurements every 5 days. Parameters observed were temperature, pH, TDS, EC, C-Organic, N-Total, and C/N Ratio during the fermentation process. The results of the study showed that the use of several types of diffusers had a significant effect on the process of fermenting cow urine. The fermentation process without using a diffuser showed that as the fermentation time increased, the pH value decreased from 7.72 to 7.54. On the 20th day of bio-urine fermentation, the highest Biochemical Oxygen Demand value was shown by the treatment using a fine bubble diffuser with a value of 9.2 mg/l. Of the five urine fermentation treatments, only fermentation with a diffuser met standard No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Treatment with a type of fine bubble diffuser is the best treatment.