Perairan teluk Palabuhanratu dikenal sebagai basis utama perikanan di Selatan Jawa Indonesia karena dinamika oseanografi yang dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Alat tangkap yang umum digunakan di perairan ini adalah bagan apung, dengan memanfaatkan sifat fototaksis ikan. Untuk menentukan besar laju tangkap bagan apung maka fokus penelitian ini untuk mengkaji jumlah tangkap ikan dengan dua bagan apung yang ditempatkan pada wilayah berbeda dengan titik koordinat 07°00'00,6" LS, 106°32'12,1" BT (dekat pantai) dan 06 o 59'57,7" LS, 106 o 31'39,7" BT (jauh dari pantai). Analisis laju tangkap menggunakan interpretasi formulasi Shindo, dengan data yang dibutuhkan adalah hasil tangkapan dan upaya penangkapan. Hasil tangkap bagan dekat dan jauh didominasi oleh ikan Layur dengan berat 3,3-38,5 kg dengan rata-rata berat tangkap untuk setiap tripnya berkisar antara 12,1-12,8 kg. Pola laju tangkap untuk setiap jenis ikan tidak berbeda terlalu signifikan, nilai maksimum yaitu ikan Layur pada bagan jauh dan nilai minimum yaitu udang rebon pada bagan dekat, dan kedua bagan memiliki nilai laju tangkap sama untuk jenis Cumi-Cumi dan ikan Layang. Laju tangkap utama untuk bagan dekat bernilai 0,09 kg/jam dan untuk bagan jauh 0,19 kg/jam, sedangkan laju tangkap sampingannya untuk bagan dekat 2,21 kg/jam dan bagan jauh 2,45 kg/jam.