Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

Abstract

Kelelahan merupakan salah satu masalah serius pada pasien dengan gagal jantung karena dapat menurunkanproduktivitas dan meningkatkan angka kesakitan. Pijat punggung merupakan salah satu intervensi yang berpotensiefektif mengatasi kelelahan dan relatif sederhana, mudah dan murah dalam pengaplikasiannya. Meski demikian,belum ada studi yang membuktikan pengaruh terapi ini dalam mengatasi kelelahan pasien gagal jantung. Tujuanpenelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal jantung di RSUdr. Slamet Garut. Penelitian quasi experiment ini menggunakan rancangan one group pretest and postest denganmelibatkan 30 pasien gagal jantung yang diambil secara consecutive sampling. Kelelahan pasien gagal jantungdikumpulkan menggunakan Functional Assessment of Chronic Illness Therapy (FACIT) skala kelelahan. Datadianalisis secara deskriptif dan uji inferensial dilakukan menggunakan paired t test. Hasil penelitian menunjukanrerata skor kelelahan pasien sebelum diberikan intervensi pijat punggung sebesar 24,67 (SD=7,078) dan setelahdiberikan intervensi pijat punggung sebesar 15,9 (SD=5,75). Terdapat penurunan skor kelelahan yang bermaknasesudah dilakukan intervensi pijat punggung dengan nilai p=0,000 (p<0,005). Selain itu, didapatkan skor kelelahansetelah intervensi hari ketiga secara bermakna lebih rendah dibanding skor kelelahan hari kedua (p=0,006) dan haripertama (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan padapasien dengan gagal jantung di RSU dr. Slamet Garut, semakin sering frekuensi pijat punggung semakin besarpenurunan skor kelelahan. Berdasarkan hal tersebut menjadi penting bagi petugas kesehatan untuk menjadikan pijatpunggung sebagai salah satu upaya terapi komplementer dalam pengelolaan kelelahan pada pasien gagal jantung.

Identifikasi Diagnosis Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

“…Keletihan atau fatigue adalah perasaan tidak berdaya baik secara fisik maupun psikologis sehingga pasien tidak dapat beraktivitas sebagaimana mestinya. Keletihan adalah perasaan subjektif yang tidak menyenangkan dan dimanifetasikan dengan kelemahan dan keterbatasan energi [12]. Pasien dengan keletihan akan mengalami penurunan kemampuan fisik dan mental yang tidak dapat pulih hanya dengan istirahat.…”

“…Fatigue pada pasien gagal jantung disebabkan oleh gangguan neurohormonal yang terjadi akibat kegagalan jantung mempertahankan sirkulasi. Manifestasi fatigue adalah penurunan kapasitas fisik maupun psikis dalam melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari.. Dampak negative fatigue pada pasien gagal jantung adalah penurunan produktivitas pasien, sehingga pasien menjadi intoleran terhadap aktivitas [12].…”

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Congestive Heart Failure Yang Dilakukan Tindakan Terapi Pijat Punggung Di Ruang Kenanga Blud Rsu Kota Banjar

“…4 Sebagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bambang Aditya Nugraha dan Sulastini, Aisyah (2018) didapatkan hasil terdapat perbedaan skor kecemasan pada pasien sebelum dan sesudah dilakukan pijat punggung, dimana sebelum dilakukan tindakan pijat punggung skor kecemasan pasien berdasarkan skala HARS yaitu 26 dan setelah dilakukan tindakan pijat punggung skor HARS pasien menjadi 19. 5 Adapun penelitian yang dilakukan oleh Ainnur Rahmanti dan Rani Noor Maheda (2019) didapatkan hasil terdapat perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan pijat punggung pada pasien menggunakan skala HARS yaitu pada subjek 1 hasilnya adalah skor HARS 27 sebelum dilakukan tindakan, dan setelah dilakukan tindakan pijat punggung skor HARS menjadi 16, serta pada subjek ke 2 hasilnya skor HARS 21 sebelum dilakukan tindakan pijat punggung, dan setelah dilakukan tindakan pijat punggung skor HARS menjadi 14. 6 Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Congestive Heart Failure Yang Dilakukan Tindakan Terapi Pijat Punggung Di Ruang Kenanga BLUD RSU Kota Banjar" Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Congestive Heart Failure Yang Dilakukan Tindakan Terapi Pijat Punggung Di Ruang Kenanga BLUD RSU Kota Banjar.…”

“…4 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aalami, Jafarnejad, Modarres, & Gharavi, (2016) Nugraha, Fatimah, & Kurniawan (2017) menyatakan bahwa teknik relaksasi dan distraksi dapat meredakan kecemasan pada pasien gagal jantung. 5 Pemberian terapi pijat punggung dalam karya tulis ilmiah ini dilakukan selama 15 menit dengan interval 24 jam selama 5 hari perawatan. Pijat punggung yang dilakukan kepada kedua responden memberikan efek yang rileks dan nyaman sehingga mempengaruhi suasana hati.…”

“…Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Black, & Hawks, 2009 Nugraha, Fatimah, & Kurniawan (2017) menyatakan bahwa mekanisme lain pijat punggung dalam mengatasi kecemasan adalah dengan cara merelaksasikan beberapa kumpulan otot di area punggung yang merangsang sistem limbik di area hipotalamus untuk mengeluarkan corticotropin releasing factor (CRF), substansi tersebut akan menstimuli hiposis untuk meningkatkan sekresi endofrin di pro opioid melano cortin (POMC) yang akan meningkatkan produksi ensefalin oleh medulla adrenal sehingga akan mempengaruhi suasana hati dan memberikan perasaan rileks. 5 Sebelum dilakukan implementasi kedua responden dilakukan pengkajian skala HARS yang ditanyakan kepada setiap responden, hasilnya dari kedua responden menunjukan kecemasan dalam ketegori cemas sangat berat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh (Saputro & Fazrin, 2017) bahwa pasien yang mengalami ketakutan yang sedang dirasakannya dengan berbagai ekspresi yaitu mengalami kecemasan yang dilebih lebihkan, gelisah tidak karuan, mengalami mimpi yang tidak menyenangkan, sering terbangun pada malam hari dan terkadang melakukan penyangkalan.…”