Prevalensi stunting di Indonesia masih dikatakan cukup tinggi, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, 24,4% balita di Indonesia mengalami stunting. Jika dilihat dari batasan WHO, prevalensi stunting di Indonesia terbilang tinggi karena prevalensinya lebih dari 20%. Berbagai upaya pencegahan dan penanganan stunting telah dilakukan oleh pemerintah, termasuk membentuk kabupaten/kota yang menjadi daerah prioritas dalam menanggulangi masalah stunting. Salah satu kabupaten/kota yang menjadi prioritas dalam pencegahan dan penanganan stunting ialah Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Cinangka, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, yang dilakukan pada 56 bayi dan balita. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling. Sumber data diperoleh dari data primer yang dikumpulkan secara langsung menggunakan kuesioner, timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Uji dilakukan menggunakan chi square dan regresi logistic berganda dengan menggunakan software analisis data. Hasil penelitian menunjukkan adanya risiko cukup tinggi terhadap kejadian stunting pada pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kepemilikan BPJS ibu, kepemilikan BPJS anak, panjang badan lahir anak, riwayat penyakit diare, serta jarak septic tank dan sumur. Petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan pencegahan stunting melalui peningkatan kapasitas calon ibu terkait stunting.