Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan Umur Perusahaan terhadap Integrated Reporting

Abstract

This research was conducted to determine the effect of profitability, institutional ownership and company age on integrated reporting. Type of research is quantitative with multiple linear regression data analysis techniques using the SPSS application. The data tested is secondary data. The population of this study is mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange with the period 2016-2018. The sample uses a purposive sampling method which amounts to 48 samples. The results of this study indicate that first, profitability and institutional ownership have no effect on integrated reporting. Second, the age of the company affects the integrated reporting. Third, simultaneous profitability, institutional ownership and age of the company affect the integrated reporting.

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Integrated Reporting

“…Menurut teori keagenan, semakin tinggi jumlah pemegang saham besar, maka manajemen akan semakin diawasi (Wijaya & Agustina, 2021).Pentingnya peran yang dimiliki oleh pihak investor institusional menjadikan perusahaan dapat mengurangi konflik keagenan sehingga dapat mencegah perilaku oportunistik yang terjadi dalam perusahaan dan membuat pengambilan keputusan oleh pihak manajemen menjadi lebih efektif (Ahmad & Sari, 2017). Dengan demikian, adanya kepemilikan institusional dapat memberikan dorongan agar perusahaan dapat mengungkapkan dan menyajikan pelaporan yang lebih komprehensif dan transparan terkait operasional perusahaan sehingga dapat digunakan oleh seluruh stakeholders melalui integrated reporting (Sundari et al, 2020).…”

“…Hal ini karena investor institusi memainkan peran kunci dalam tata kelola perusahaan, membatasi kemampuan manajemen untuk mengambil tindakan oportunistik (Ahmad & Sari, 2017). Dengan demikian, dengan adanya kepemilikan institusional maka dapat memberikan dorongan agar perusahaan dapat mengungkapkan dan menyajikan pelaporan yang lebih komprehensif dan transparan terkait operasional perusahaan sehingga dapat digunakan oleh seluruh stakeholders (Sundari et al, 2020).…”

“…Persentase kepemilikan yang dimiliki oleh institusi dapat ditentukan dengan membagi jumlah saham yang dimiliki dengan jumlah total saham yang beredar. Ahmad & Sari (2017), Sundari et al (2020), Wijaya & Agustina (2021) dan Novaridha (2017) melakukan pengukuran tersebut. Berikut adalah rumus yang digunakan dalam pengukuran: (2020).…”

“…Hal tersebut disebabkan karena besarnya laba berkaitan erat dengan return dari investasi dan pengambilan keputusan investasi mengabaikan berbagai aspek lainnya diluar laba yang dapat mempengaruhi perusahaan seperti corporate social responsibility, dan pengungkapan informasi yang bersifat sukarela sebagai salah satu kriteria pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan dan pihak investor institusional tidak mendesak korporasi untuk menyampaikan informasi yang lebih komprehensif dan transparann melalui pelaporan terintegrasi, sehingga korporasi pun akan berupaya guna bisa meningkatkan kinerja keuangan dan memaksimalkan keuntungan/laba untuk menarik stakeholder dibandingakan dengan mengungkapkan informasi yang lebih luas (Sundari et al, 2020). Oleh karena itu, pelaporan terintegrasi tidak terpengaruh oleh besarnya kepemilikan suatu lembaga dalam suatu perusahaan.…”

“…Meskipun terdapat penelitian yang menemukan hubungan antara kepemilikan institusional dan pelaporan terintegrasi, penelitian lain bertentangan dengan kesimpulan tersebut. Misalnya, Adiwibowo & Ifnapiya (2020), Qashash et al (2019), dan Sundari et al (2020) semuanya tidak menemukan hubungan antara kepemilikan institusional dan pelaporan terintegrasi. Sebab, lembaga tersebut lebih mengedepankan maksimalisasi laba dibandingkan dengan keterbukaan informasi secara komprehensif dan belum menjadikan integrated reporting sebagai kriteria investasi (Adiwibowo & Ifnapiya, 2020).…”