Pemanfaatan tepung daun kelor dan tepung kacang hijau yang mengandung protein dan zat besi dapat mencegah terjadinya anemia pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung daun kelor dan tepung kacang hijau terhadap kandungan gizi dan sifat organoleptik brownies panggang. Jenis penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Formulasi brownies panggang terdiri dari 3 perbandingan tepung daun kelor dan tepung kacang hijau yaitu : F1 (25% : 50%), F2 (30% : 55%), F3 (35% : 60%). Data kadar abu, lemak, protein, karbohidrat, zat besi dianalisis dengan uji Anova dan uji lanjut Duncan. Data kadar air dan organoleptik dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Man Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata kandungan gizi dan organoleptik (hedonik: warna, tekstur, mouthfeel, aftertaste, dan mutu hedonik: rasa, mouthfeel, aftertaste). Hasil uji kandungan gizi brownies panggang setiap formulasi (F1, F2, F3) secara berurutan yaitu kadar air 20,29%; 21,03%; 21,87%; kadar abu 3,09%; 2,79%; 2,83%; lemak 12,31%; 13,22%; 12,02%; protein 10,91%; 10,42%; 10,81%; karbohidrat 53,39%; 52,52%; 52,63%; dan zat besi 4,45%; 4,31%; 4,09%. Formulasi terpilih F2 mengandung energi per takaran saji (50 g), yaitu 211,42 kkal, lemak 6,61 g, protein 5,21 g, karbohidrat 26,26 g, dan zat besi 2,15 mg. Brownies panggang F2 memiliki warna hijau tua, beraroma langu, tekstur agak keras, rasa agak enak, mouthfeel agak lembut, dan aftertaste sedang dengan penerimaan organoleptik kurang disukai. Produk sudah memenuhi %AKG remaja putri usia 16–18 tahun dan dapat diklaim sebagai sumber zat besi.