Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang bersumber dari hidrokarbon berbentuk padat. Analisis proximate memberikan informasi penting bagi perusahaan tambang atau PLTU terkait dengan kualitas bahan bakar yang akan digunakan. HGI merupakan tolak ukur secara laboratorium dari mudah atau sulitnya batubara digerus atau di pulverizing. Berdasarkan hasil pengujian bahwa dari masing-masing parameter analisis proksimat (MAD, VM, Ash dan FC) memiliki hubungan terhadap nilai hardgrove grindability index (HGI) batubara. Parameter moisture air dry (MAD) memiliki hubungan positif (cukup) terhadap nilai HGI batubara dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,265 dan nilai korelasi (r) 0,515, semakin meningkat kadar MAD maka nilai HGI akan semakin meningkat. Kandungan kadar volatile matter (VM) memiliki hubungan positif (sangat rendah) terhadap nilai HGI batubara dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,0211 dan nilai korelasi (r) sebesar 0,1452, semakin meningkat kadar VM maka nilai HGI akan semakin meningkat. Sementara kandungan kadar abu (ash) memiliki hubungan negatif (rendah) terhadap nilai HGI batubara dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,0588 dan nilai korelasi (r) -0,2424, semakin meningkat kadar abu maka nilai HGI akan semakin menurun. Kandungan kadar karbon tertambat (fixed carbon) memiliki hubungan positif (rendah) terhadap nilai HGI batubara dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,0444 dan nilai korelasi (r) sebesar 0,2107, semakin meningkat kadar FC maka nilai HGI akan semakin meningkat