Temuan BPOM menunjukkan adanya kontaminasi Bisphenol-A (BPA) yang signifikan pada air yang disimpan dalam wadah galon polikarbonat yang biasa digunakan masyarakat Indonesia. Adanya cemaran ini dikarenakan kestabilan dari BPA yang terpengaruh oleh faktor penyimpanan seperti suhu dimana galon disimpan dan lama minuman atau makanan berkontak dengan plastik polikarbonat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak suhu dan waktu penyimpanan terhadap kandungan BPA dalam kemasan polikarbonat, mengingat meluasnya praktik penyimpanan galon yang kurang tepat yakni diletakkan di luar ruangan. Metode yang dilakukan meliputi optimasi pelarut, penentuan panjang gelombang maksimum, preparasi sampel, dan analisis data menggunakan uji independent sample t-test dan paired sample t-test menggunakan SPSS ver 25. Validasi metode dilakukan menggunakan spektrofotometri Thermo Genesys 150 UV-Vis, meliputi parameter linearitas, LOD, LOQ, akurasi, dan presisi. Pelarut paling optimal adalah kombinasi etanol:akuades (3:1) dengan panjang gelombang maksimum absorbansi pada 230 nm. Linearitas memenuhi syarat (R2 = 0,9999), dengan LOD sebesar 2,44526 ppm dan LOQ sebesar 8,15086 ppm. Akurasi (%Recovery: 80-110%) dan presisi (%RSD <2%) terbilang memuaskan. Hasil kadar BPA pada air galon “X” melampaui batas yang ditetapkan BPOM yaitu 0,6 ppm. Uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh suhu penyimpanan dengan membandingkan kadar BPA antara luar ruangan (32oC) dan suhu ruangan (20oC). Namun, perbedaan kadar BPA signifikan didapatkan pada perbandingan lama penyimpanan air pada kemasan galon selama 8 hari dan 16 hari. Secara keseluruhan, penelitian ini menggarisbawahi perlunya praktik penyimpanan yang tepat yakni pada suhu ruangan dan menyoroti waktu penyimpanan air dalam galon tidak lebih dari satu minggu.