Pengaruh Variasi Jenis Dan Konsentrasi Zat Fiksasi Pada Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pewarna Alami Pada Kain Batik

Abstract

3ABSTRAK Salah satu simbol yang mencerminkan budaya Indonesia adalah batik. Proses pembuatan batik salah satunya yaitu pewarnaan. Penggunaan pewarna tradisional secara bertahap digantikan dengan pewarna kimia. Namun, pewarna kimia dapat menyebabkan beberapa masalah lingkungan. Untuk meminimalisir dampak pencemaran lingkungan yaitu bisa dengan penggunaan kembali pewarna alami. Daun pepaya dipilih karena dapat digunakan untuk menghasilkan pewarna alami non pangan dengan cara pengolahan yang lebih mudah dan efektif serta tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Kandungan klorofil pada daun pepaya yaitu sebesar 13,91 mg/L setelah daun bayam, daun kangkung, dan daun singkong. Zat fiksasi diperlukan pada proses pewarnaan agar menekan arah warna dengan mengubah intensitas warna sesuai dengan jenis mordan dan variasi konsentrasinya. Pada penelitian ini menggunakan variasi tawas dan tunjung dengan konsentrasi (35, 70, dan 105) gram. Kualitas warna dibuktikan melalui uji ruang warna kain dan uji tahan luntur warna terhadap panas setrika kering dan pencucian sabun. Tahapan pada penelitian ini dimulai dari persiapan bahan, ekstraksi daun pepaya, pewarnaan, fiksasi, pelorodan, dan pengujian ruang warna dan tahan luntur warna. Berdasarkan data yang diperoleh, disimpulkan jenis dan konsentrasi zat fiksasi yang optimal pada ekstrak daun pepaya sebagai pewarna alami yaitu jenis zat fiksasi tunjung dengan konsentrasi 105 gram.