Pengelolaan kelas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam meningkatkan disiplin belajar

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pengelola kelas dalam meningkatkan disiplin belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta siswa dari kelas VIII. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan dengan tiga alur tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dalam meningkatkan disiplin belajar siswa, guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pengelola kelas melakukan upaya dengan mengatur kelas agar tertib, menerapkan peraturan tata tertib untuk disiplin dalam belajar dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak disiplin dalam belajar. Rekomendasi penelitian ini, bagi kepala sekolah sebagai pemimpin dan pembuat kebijakan diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja guru sehingga guru dapat melakukan perannya dengan baik ketika mengajar serta memperketat dan meningkatkan siswa dalam mematuhi peraturan mengenai kedisiplinan di sekolah. Bagi guru, diharapkan untuk selalu memperhatikan perilaku disiplin siswa terutama saat kegiatan belajar di dalam kelas. Bagi siswa, diharapkan untuk lebih meningkatkan perilaku disiplin dalam mematuhi peraturan yang ada di sekolah atau di dalam kelas saat belajar. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan dan referensi serta dapat dikembangkan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Mencegah Perilaku Bullying pada Siswa

“…Apabila dibandingkan dengan guru mata pelajaran lain, maka guru PPKn memiliki tugas dan peran yang lebih, hal ini berdasarkan dari sifat PPKn itu sendiri yang berfokus pada tingkah laku, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ikhtiarti et al (2019) bahwa salah satu fokus dan tujuan unggul dari pembelajaran PPKn adalah pemeliharaan dan pengukuhan sikap dan juga perilaku (afektif). Seorang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dapat membina afektif siswa menggunakan pembelajarannya yang berhubungan dengan values, adab, dan kesopanan serta melalui peran guru sebagai penanggung jawab kelas dalam kegiatan pembelajaran (Firmansyah et al, 2020). Seorang guru PPKn tidak hanya memiliki tugas untuk memberikan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga memberikan values yang harapannya dapat disadari, dimengerti, dan dikonkretan dalam sikap baik oleh siswa sehingga menjadikan siswa sebagai warga negara yang berkarakter.…”

Pengembangan Karakter Komunikatif dan Disiplin melalui Metode Culturally Responsive Teaching dengan Pembelajaran Sosial Emosional pada Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X-2 SMAN 1 Kalitidu

“…pembelajaran sosial emosional mengintruksikan proses pembelajaran student centered agar dapat membantu siswa terlibat dalam proses belajar yang berguna untuk mengembangkan keterampilan analisis, komunikatif dan kolaboratif. Dengan keterampilan tersebut diimplementasikan pada situasi yang berbeda sehingga siswa menggunakan hal itu pada bagian perilaku sehari-hari (Yudi Firmansyah et al, 2020 Pada penerapan tersebut terdapat respon dari siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai berikut "pelaksanaan pembelajaran hari ini sangat menyenangkan, guru sering memperhatikan dan menanggapi siswa membatu siswa yang kesulitan dan diberikan motivasimotivasi agar lebih semangat". Pendekatan pembelajaran sosial emosional mengintegrasikan keterampilan-kerampilan di atas dalam pembelajaran langsung dengan tujuan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan komunikasi dan disiplin maupun keterampilan seperti membangun hubungan yang sehat, bertanggung jawab dan berkonstribusi dalam masyarakat (Sayekti et al, 2020).…”

Pelatihan Bahan Ajar Sastra Berbasis Multiplatform bagi Guru MGMP Bahasa Indonesia

“…Guru dapat menghasilkan media pembelajaran interaktif dan berguna bagi siswa. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan wawasan guru dalam pengelolaan kelas dan pengembangan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kelas dan dunia pendidikan di masa yang akan datang (Erwinsyah, 2017;Firmansyah et al, 2020).…”