Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Dayung Berbasis Blended Learning untuk Mahasiswa PJKR

Abstract

<div align="center"><table width="645" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td valign="top" width="439"><p><strong>Abstract:</strong> The purpose of this research and development is to create a teaching material creation based on blended learning (face to face, offline, and online) for rowing teaching materials. The development of teaching materials for the blended learning-based rowing course, the researchers used a research method based on blended learning for problem-solving learning outcomes. The researcher obtained the results from the effectiveness test at the three meetings the researcher had conducted. Effectiveness test data: in the first meeting: the average grade grade of students obtained the letter A (89.63%). The second meeting: the average grade grade of the students was obtained by the letter A (90.38%). In the third meeting: the average grade score of the students was obtained "A" (91.63%). The Efficiency Test of the first meeting obtained the total time for studying and working on the questions: 1) the longest total time was 1 hour 16 minutes 17 seconds and the fastest time was 1 hour 02 minutes 21 seconds. Second meeting: the longest time is 1 hour 11 minutes 41 seconds and the fastest time is 1 hour 26 seconds. The third meeting: the longest time is 1 hour 09 minutes 27 seconds and the fastest time is 1 hour 44 seconds. The results of the engagement quality test were obtained from a survey that circulated at 3 meetings to test the adequacy of the quantity of tools: (1) 5 items for the main meeting (<em>face to face</em>), (2) 7 objects for the next meeting (disconnected), (3) ) 5 things for the third meeting (online) focus and from these results indicate securing the level of attractiveness of the supporting material enhancement items for the mixed learning-based rowing course: (1) 89.75% collection I (close and personal), (2) 90 , 4% meeting II (disconnected), (3) 91.125% collection III (on the web) with very substantial rules.</p><p><strong>Abstrak:</strong><em> </em>Tujuan penelitian dan pengembangan ini yaitu untuk menciptakan sebuah kreasi bahan ajar berbasis <em>blended learning </em>(tatap muka, <em>offline</em>, dan <em>online</em>) bagi bahan ajar dayung. Pengembangan bahan ajar matakuliah dayung berbasis <em>blended learning </em>ini peneliti memakai metode penelitian berbasis <em>blended learning </em>untuk hasil belajar pemecahan masalah. Peneliti memperoleh hasil dari uji efektivitas pada tiga kali pertemuan yang telah peneliti lakukan. Data uji efektivitas: pada petemuan pertama: rata-rata nilai kelas mahasiswa diperoleh angka huruf A (89,63%). Pertemuan kedua: rata-rata nilai kelas mahasiswa diperoleh angka huruf A (90,38%). Pada petemuan ketiga: rata-rata nilai kelas mahasiswa diperoleh “A” (91,63%). Uji Efisiensi petemuan pertama diperoleh total waktu belajar dan mengerjakan soal: 1) total waktu terlama 1 jam 16 menit 17 detik dan waktu tercepat 1 jam 02 menit 21 detik. Pertemuan kedua: waktu terlama 1 jam 11 menit 41 detik dan waktu tercepat 1 jam 26 detik. Pertemuan ketiga: waktu terlama 1 jam 09 menit 27 detik dan waktu tercepat 1 jam 44 detik. Hasil uji kualitas keterikatan didapatkan dari survei yang beredar pada tiga pertemuan untuk menguji kecukupan dengan kuantitas alat (1) lima soal untuk pertemuan utama (tatap muka), (2) 7 soal untuk pertemuan berikutnya (terputus), (3) lima soal untuk pertemuan ketiga (online) fokus dan dari hasil ini menunjukkan pengamanan tingkat daya tarik dari item peningkatan bahan pendukung untuk kursus mendayung pembelajaran campuran berbasis: ( 1) 89,75% pengumpulan I (tatap muka), (2) 90,4% pertemuan II (<em>offlin</em>e), (3) 91,125% pengumpulan III (<em>online</em>) dengan aturan yang sangat substansial.</p></td></tr></tbody></table></div>

Professional Competence of Teachers on Thematic Learning in Elementary Education

“…It is under the theory by Ref. [13], which states that the material and activities selected in implementing thematic learning are based on the interests and needs of students. The material made was also evaluated periodically through joint forums by teachers.…”

“…The thematic learning process also requires the active involvement of students. All activities in thematic learning make all learning activities meaningful and relevant, both formal and informal education, which includes active inquiry learning and passive absorption of knowledge and facts [13]. The teacher must make the learning atmosphere more dynamic, challenging and fun.…”

BAHAN AJAR KONTEKSTUAL BERBASIS KEBUDAYAAN PADA PROSES PEMBUATAN Mg(OH)2 DARI AIR LAUT

“…Dalam proses pembelajaran, keberadaan bahan ajar sangat membantu baik peserta didik maupun pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perwitasari (2018) mengatakan bahwa saat ini buku ajar yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran belum memperhatikan kondisi peserta didik dan lingkungannya dengan istilah lain belum bersifat kontekstual karena pada umumnya pendidik hanya memanfaatkan buku teks yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai pegangan dalam pembelajaran. Menurut Lestariningsih dan Suardiman (2017), penyajian materi di dalam buku peserta didik yang disediakan pemerintah masih sangat terbatas.…”

Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Pendekatan Kontekstual Materi Menulis Puisi Siswa Kelas IV SD

“…Video merupakan media yang memuat unsur audio dan visual . Video pembelajaran merupakan gabungan suara, gambar, teks, dan gerak dimuat dalam media pembelajaran dengan singkat, padat, dan jelas (Andriyani & Suniasih, 2021;Nuritha & Tsurayya, 2021;Perwitasari & dkk, 2018;. Guru senantiasa membenahi kendala-kendala yang dihadapi di kelas, terutama mengenai proses pembelajaran agar lebih menyenangkan dan tepat sasaran.…”

“…Konten beserta isi yang tercantum dalam video pembelajaran dikembangkan atas dasar nilai-nilai pendekatan kontekstual. Bahan ajar yang dekat dengan kehidupan nyata siswa adalah bahan ajar yang berlandaskan pada teori pembelajaran kontekstual (Perwitasari et al, 2018). Video pembelajaran ini dirancang dengan menerapkan nilai-nilai pendekatan kontesktual yang bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang nyata, dalam artian pengetahuan siswa akan dibangun melalui kehidupan sehari-hari yang dialami.…”