Kabupaten Sumedang khususnya Keraton Sumedang Larang ditetapkan sebagai Sumedang Puseur Budaya Sunda pada tahun 2017 oleh Pemerintahan Sumedang dan ditetapkan sebagai lembaga pelestari, pelindung, dan pengembang adat dan budaya para leluhur. Hasil dari kebijakan tersebut adalah ditetapkan 10 ragam hias khas Kesumedangan salah satunya adalah Mahkota Binokasih Sang Hyang Pake. Disisi lain Peraturan Bupati Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu untuk memperkuat legalitas perlu ditingkatkan dalam bentuk peraturan daerah salah satuna dalam upaya menjaga keberlanjutan budaya yang dilakukan dengan cara inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan dan publikasi. Sehingga adanya potensi lebih dalam menggali informasi lebih jauh salah satunya pada analisis visual benda terkait kebudayaan khususnya ornamen pada ragam hias Mahkota Binokasih Sang Hiyang Pake yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya / aset budaya guna upaya pelestarian budaya Sunda di Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis visual dari mahkota binokasih dan menganalisis filosofi yang terkandung pada mahkota. Sehingga dapat menjaga warisan budaya dalam aspek tangible dan intangible, serta menjadi acuan dasar dalam melakukan pengembangan suatu produk dikarenakan sudah memiliki landasan yang jelas.
Kata Kunci: Analisis Visual, Mahkota Binokasih, Ragam Hias, Sumedang