Pada era postmodern, teknologi dan globalisasi mengubah banyak aspek kehidupan manusia, keberadaan tenun endek Buleleng menjadi semakin penting sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Dalam hal ini, dikaji tentang eksistensi tenun endek Buleleng di era postmodern dan mengkaji upaya dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai budaya dan seni terkait produk tenun endek Buleleng. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari perajin tenun endek di Buleleng. Keabsahan data dalam penelitian menggunakan teknik triangulasi. Data dianalisis dengan langkah langkah:1) menelaah data, 2) reduksi data, 3) menyajikan data, 4) menyimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan eksistensi tenun endek Buleleng di era postmodern mengikuti perkembangan teknologi mulai dari alat, bahan, warna, dan juga melakukan inovasi pada motif untuk mendapatkan kualitas produk yang baik. Bahan tenun pada awalnya menggunakan bahan yang terbuat dari benang sutra, maka diganti atau dicampur dengan bahan katun. Sedangkan pewarna yang digunakan awalnya menggunakan pewarna alam, diganti dengan pewarna buatan. Ragam hias atau motif tenun yang pada awalnya menerapkan motif-motif tradisional seperti pepatran, tumbuh-tumbuhan, dan motif geometris, saat ini sudah banyak dikembangkan motif-motif yang menstilir dari lingkungan alam sekitar. Untuk menumbuhkembangkan kembali tradisi tenun di daerah Buleleng menggelar festifal endek, peragaan busana, pameran melibatkan para perajin pada pameran baik yang diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng maupun ikut even skala provinsi dan nasional.