Pengetahuan Dan Dukungan Suami Berhubungan Dengan Tindakan Pemeriksaan Iva Pada Pasangan Usia Subur (Pus) Di Desa Sunggal Kanan Tahun 2014

Abstract

Kanker serviks adalah kanker kedua yang paling umum pada wanita dengan 500.000 kasus baru dan 250.000kematian tiap tahun. Menurut Yayasan Kanker Indonesia setiap hari ditemukan 40-45 kasus dengan jumlahkematian 20-25 orang dan yang beresiko mengidap mencapai 48 juta orang. Sampai tahun 2012 jumlahperempuan yang diskrining sekitar 575.503 orang dengan jumlah IVA (+) sekitar 25.805 orang (4,5%),suspek kanker serviks 666 (1,2 per 1000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuandan dukungan suami dengan tindakan pemeriksaan IVA pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa SunggalKanan Tahun 2014. Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan dataprimer melalui kuesioner. Populasi penelitian berjumlah 1545 Pasangan Usia Subur (PUS). Teknikpengambilan sampel secara Propotional Random Sampling sebanyak 94 PUS. Hasil penelitian terdapathubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan IVA pada Pasangan Usia Subur(PUS) berdasarkan hasil uji Chi-Square p=0,00 < 0,05 dan adanya hubungan yang signifikan antaradukungan suami dengan tindakan pemeriksaan IVA pada Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan hasil ujiChi-Square p=0,00 < 0,05. Disimpulkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) agar dapat menggalipengetahuan dan informasi tentang tindakan pemeriksaan IVA serta mendapat dukungan penuh dari suamiuntuk melakukan pemeriksaan IVA.

Hubungan Peran Keluarga, Peran Petugas Kesehatan Dan Sikap Wanita Usia Subur Terhadap Rendahnya Kunjungan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Di Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang Tahun 2022

“…Tetapi dalam penelitian ini belum cukup untuk mempengaruhi WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA, yang kemungkinan disebabkan oleh rasa malu dan rasa takut akan menerima diagnosa suatu penyakit. Hal ini sesuai dengan penelitian Meliasari (2019), yang menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WUS tidak melakukan pemeriksaan IVA antara lain kurangnya pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks, rasa takut dan sakit terhadap deteksi dini kanker serviks, keterjangkauan jarak, dan rasa malu WUS dilakukannya pemeriksaan IVA tersebut (Meliasari 2019) Berdasarkan Tabel 7, dari 41 responden yang kurang mendapatkan dukungan petugas kesehatan terdapat 31 orang (75,6%) yang tidak melakukan pemeriksaan IVA dan sebanyak 10 orang (24,4%) yang melakukan pemeriksaan IVA, sedangkan dari 58 responden yang mendapatkan dukungan petugas kesehatan terdapat 27 orang (46,6%) yang tidak melakukan pemeriksaan IVA dan sebanyak 41 orang (41,4%) yang melakukan pemeriksaan IVA. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa WUS yang sudah mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan juga masih banyak yang tidak melakukan kunjungan skrining kanker serviks, hal ini disebabkan karena masih ada banyak faktor lain yang mempengaruhi WUS melakukan kunjungan pemeriksaan IVA (Suryatini, Afrila, and Rahmawati 2022).…”

Untitled

“…The coverage of early detection in Bantul District in 2018 was 1.31 percent of 141823 of women in the age of 30 to 49. The lack of public awareness and knowledge about cervical cancer and the way of prevention is one of the causes of the low early detection of cervical cancer and the behavior of women who do not want to get checked up because of they are afraid of the examination result, the fear of pain during examination, shame [5,6]. One of the innovations and technological advances that can be used in community development by health promotion can reach all society by using communication media and handphone is close to the community [7], in the subsequent developments, most people use the smartphone.…”