Benih padi yang baru dipanen umumnya tidak berkecambah walaupun dikecambahkan pada kondisi optimum yang disebut after-ripening, dan secara alamiah akan hilang setelah waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan melakukan karakterisasi agro-morfologi dan menetapkan periode after-ripening benih 5 lanras potensial di Timor-Leste. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2018-November 2019. Penanaman dan pengamatan karakter agro-morfologi 5 lanras potensial Timor-Leste, yaitu Hare R-oitu, Fos Mean, Hare Belit, Hare Nona Portu, dan Ale Mamea Ula Lesa, dilaksanakan di Desa Caibada Distrik Baucau, Timor-Leste. Pengamatan periode after ripening dan mutu benih ke lima lanras tersebut dilaksanakan di Laboratorium Pengujian dan Penyimpanan Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB University, dan dirancang dalam rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah 5 lanras tersebut di atas dan faktor kedua adalah periode simpan yang terdiri atas 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 minggu setelah panen (MSP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 lanras potensial di Tinmor-Leste mempunyai keragaan tanaman yang pendek (76.3-105.50 cm), tergolong berumur sedang (129-141 HSS), dan jumlah anakan produktif tinggi (17.5-53.50 anakan), kecuali Ale Mamea Ula Lesa. Lima lanras tersebut mempunyai potensi produktivitas yang tinggi berkisar 8.1-9.8 ton ha-1. Periode after-ripening lanras Hare Belit dan Hare Nona Portu berakhir pada 2 MSP, Hare R-oitu pada 6 MSP, sedangkan Ale Mamea Ula Lesa dan Fos Mean pada 8 MSP. Semakin lama benih disimpan rasio kandungan ABA/GA3 semakin menurun dari 0.53-1.22 ppm pada 2 MSP menjadi 0.45-0.93 ppm pada 4 MSP. Lanras Hare Belit dan Hare Nona Portu merupakan lanras yang potensial dikembangkan menjadi varietas nasional di Timor-Leste, masing-masing untuk pengembangan di dataran rendah dan dataran sedang.
Kata kunci: karakterisasi, intensitas dormansi, persentase perkecambahan, mutu benih