2020
DOI: 10.32528/ins.v16i2.2053
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengobatan Alternatif Sebagai Upaya Penyembuhan Penyakit

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
5
1
1

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(5 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Hal ini harus disikapi sebagai cara untuk menghindari mereka yang menjadi korban kekerasan seksual yang pelakunya justru kadang-kadang orang-orang yang dikenal oleh korban (Pratiwi & Romadonika, 2020) Pengetahuan tentang seks dapat diberikan dengan pemberian informasi yang sederhana sedangkan untuk meningkatkan keterampilan dalam mencegah kekerasan seksual dibutuhkan latihan, salah satu latihan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak autis adalah latihan asertif. Sebuah alasan kuat mengapa diberikan kepada anak-anak retardasi mental ini adalah bisa menjadi korban dalam pelecehan seksual baik ditempat umum maupun dilingkungan sekitarnya karena tidak memiliki keberanian dan pengetahuan yang luas tentang seks sendiri, kehidupannya sangat tergantung pada orang-orang disekitarnya (Machmudah et al, 2021). Mengingat proses pengenalan seks dan lawan jenis adalah pengenalan pengetahuan yang membutuhkan proses dan pelatihan khusus maka pihak sekolah berkomitmen untuk meningktakan kualitas anak didiknya dengan melaksanakan pelatihan asertif ini dan tentunya design pelatihan asertif untuk anak autis akan berbeda dengan anak normal, dimana desain pelatihan tersebut berupa pembelajaran aktif, saling munculnya unsur perasaan, serta dukungan penilaian secara intensif.…”
Section: Gambar 4 Gambar Sekolah Slb Autis Mitra Anandaunclassified
“…Hal ini harus disikapi sebagai cara untuk menghindari mereka yang menjadi korban kekerasan seksual yang pelakunya justru kadang-kadang orang-orang yang dikenal oleh korban (Pratiwi & Romadonika, 2020) Pengetahuan tentang seks dapat diberikan dengan pemberian informasi yang sederhana sedangkan untuk meningkatkan keterampilan dalam mencegah kekerasan seksual dibutuhkan latihan, salah satu latihan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak autis adalah latihan asertif. Sebuah alasan kuat mengapa diberikan kepada anak-anak retardasi mental ini adalah bisa menjadi korban dalam pelecehan seksual baik ditempat umum maupun dilingkungan sekitarnya karena tidak memiliki keberanian dan pengetahuan yang luas tentang seks sendiri, kehidupannya sangat tergantung pada orang-orang disekitarnya (Machmudah et al, 2021). Mengingat proses pengenalan seks dan lawan jenis adalah pengenalan pengetahuan yang membutuhkan proses dan pelatihan khusus maka pihak sekolah berkomitmen untuk meningktakan kualitas anak didiknya dengan melaksanakan pelatihan asertif ini dan tentunya design pelatihan asertif untuk anak autis akan berbeda dengan anak normal, dimana desain pelatihan tersebut berupa pembelajaran aktif, saling munculnya unsur perasaan, serta dukungan penilaian secara intensif.…”
Section: Gambar 4 Gambar Sekolah Slb Autis Mitra Anandaunclassified
“…Sex education sejatinya harus diberikan kepada anak sedari dini karena pengetahuan anak masih terbatas, apalagi anak-anak mengalami retardasi mental yang sama dalam perkembangannya sehingga mengalami kelambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak (Justicia, 2016;Machmudah, Sunanto, & Saleh, 2021). Namun, orang tua enggan memberikan edukasi seks kepada anak karena merasa tabu sebab pengetahuan seks yang dimiliki anak akan selaras atau tidak dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (Tenri et al, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kesulitan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan serta adanya faktor budaya dari masyarakat setempat yang kental secara turuntemurun dengan kepercayaan kuat terhadap pengobatan yang mereka jalani, membuat hal tersebut oleh sebagian masyarakat tertentu lebih memilih pengobatan tradisional sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya (5).…”
Section: Pendahuluanunclassified