Pengolahan Sampah Basah Dengan Menggunakan Stater Di Hotel Lombok Raya

Abstract

Pariwisata identik dengan keindahan dan Kebersihan, keindahan dan kebersihan mencerminkan budaya suatu bangsa. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan hidup sehari-hari. Hal-hal yang sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, kebersihan lingkungannya. Volume sampah yang dihasilkan Hotel Lombok Raya, masih banyak yang belum tertangani dengan baik. Sebagian sampah bahkan ada yang dicampur dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sesungguhnya masih banyak sampah yang masih bisa dipilah untuk diolah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat bahkan mungkin bernilai ekonomis tinggi. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah basah, mengetahui manpaat stater dalam proses pengelolaan sampah basah, dan mengetahui hasil proses pengelolaan sampah basah dengan pemanfaatan stater di hotel Lombok Raya Mataram. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Teknik penentuan sampel adalah dengan Simple random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada obyek yang diamati meliputi warna, bau, kekentalan, suhu, pH, dan kekentalannya. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara analisis deskriptif kwalitatif. Hasil yang diperoleh bahwa teknik pengelolaan sampah basah di hotel Lombok Raya Mataram telah dikelola dengan baik, dilihat dari pasilitas yang tersedia, sumberdaya manusia yang terlatih, dan manajemen yang baik. Pemanfaatan stater dapat mempercepat proses pengelolaan sampah basah di hotel Lombok Raya Mataram tanpa menimbulkan bau yang busuk dan menyengat. Hasil proses pengelolaan sampah basah dengan pemanfaatan stater di hotel Lombok Raya Mataram dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak itik yang cukup baik dengan biaya yang sangat murah.

Millennial tourists’ perception on Gedhe Mataram mosque as religious tourism site

“…The purpose of public restrooms is to provide visitors with sanitary facilities. Consequently, public toilets are the most likely source of disease transmission if they are not kept clean (Bagiastra, 2013). Public facilities must be well-managed by focusing on a variety of factors that can conserve, safeguard, comfort, facilitate, and reassure both users and administrators (Darwis et al, 2016).…”

Penyuluhan Teknik Pengeringan Rumput Laut Melalui Metode Penjemuran Para-Para Kepada Pembudidaya Rumput Laut Desa Allumang, Nusa Tenggara Timur

“…Harapannya informasi yang disampaikan melalui diskusi maupun demontrasi lapangan terus diingat dan dilakukan, seperti terlihat pada Gambar 5. Imanuel Lamma Wabang, Penyuluhan Teknik Pengeringan… Tahap evaluasi merupakan langkah yang tepat untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan (Bagiastra, 2013;Sulistyawati, 2016;Munawaroh, 2017;Nurhidayah, 2018;Panjaitan et al, 2020), selanjutnya (Afidah, 2020) menyatakan proses evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi tahapan-tahapan selama kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini berlangsung, dari tahap persiapan sampai dengan kegiatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan manfaat, penggunaan teknik pengeringan melalui metode penjemuran para-para. Faktor yang penting diamati adalah adanya perubahan pemahaman Mitra (pembudidaya) dari sebelum dan sesudah penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.…”

Pengelolaan sampah anorganik pada Alila Villas Uluwatu, Bali

“…Upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan dapat terjadi pada seluruh sektor, khususnya sektor pariwisata, salah satunya yaitu perhotelan (Wahyuningsih, 2020). Permasalahan yang menyangkut lingkungan sangat riskan bagi kebutuhan manusia, baik dari segi jasa ataupun barang (Bagiastra & Damayanti, 2019). Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa telah terjadi kerusakan lingkungan disebabkan oleh aktivitas manusia, terlebih lagi pada bidang industri.…”