Terletak di hilir DAS, kota Manado berisiko mengalami bencana hidrometeorologi seperti banjir setiap tahunnya, apalagi bersamaan dengan pasang tinggi. Salah satu solusi permasalahan banjir kota adalah dengan menyediakan tampungan air banjir dengan membangun bendungan kering Sawangan di Kabupaten Minahasa Utara. Dalam membangun bendungan, keamanan bendungan merupakan syarat yang sangat penting untuk meminimalisir resiko bencana bagi masyarakat seperti kerugian harta benda dan rusaknya infrastruktur di hilir bendungan. Keamanan bendungan sangat bergantung pada ketepatan perencanaan dan pada saat pembangunan. Keamanan suatu bendungan juga tergantung pada tahap operasi, pelaksanaan pemeliharaan, serta pengawasan intensif dan berkesinambungan, pemantauan perilaku bendungan dan bangunan fasilitasnya. Tujuan studi analisis instrumentasi geoteknik Bendungan Sawangan di Kabupaten Minahasa Utara untuk menentukan kebutuhan instrumentasi geoteknik yang ideal dalam proses pengamatan perilaku bendungan secara optimal dan berkala. Parameter geoteknik mempengaruhi perilaku bendungan akibat kekuatan tanah yang berhubungan dengan tekanan air pori, rembesan air, karakteristik deformasi pondasi dan bahan timbunan selama konstruksi dan setelah konstruksi. Penentuan jumlah instrumentasi geoteknik yang dipasang di Bendungan Sawangan berdasarkan data teknis dimensi bendungan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, komponen instrumentasi geoteknik yang dibutuhkan adalah; alat pengukur tekanan air pori, alat pengukur deformasi bendungan yang dipasang di dalam dan di luar tanggul, alat pengukur tinggi muka air tanah, alat pengukur rembesan, alat pengukur tinggi muka air waduk, dan komponen pendukung lainnya. Dengan memasang instrumentasi geoteknik menggunakan sistem telemetri atau sistem komputer yang terintegrasi, akuisisi data, manajemen dan keamanan lebih mudah dilakukan.