2022
DOI: 10.15578/jpbkp.v17i2.861
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peningkatan Nilai Tambah Kulit Ikan Tuna sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair

Abstract: Limbah kulit ikan tuna sirip kuning merupakan produk sampingan dari PT. YPT, Banda Aceh yang belum dimanfaatkan. Kulit ikan mengandung unsur N, P, dan K yang yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) berbasis hasil samping industri hasil perikanan masih belum berkembang dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit ikan tuna sirip kuning menjadi POC menggunakan metode fermentasi tradisional, mengkaji komposisi kimia (mineral) yang terkandung, dan menentuka… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 13 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Dibeberapa daerah bahkan kulit ikan kambingkambing dijadikan kerajinan tangan. Banyak penelitian yang telah memanfaatkan kulit ikan tuna salah satunya menjadi gelatin ( (Mardhiah et al, 2022;Moranda et al, 2018), sedangkan tulangnya dijadikan ▪ Jurnal TILAPIA, Vol. 4, No.…”
unclassified
“…Dibeberapa daerah bahkan kulit ikan kambingkambing dijadikan kerajinan tangan. Banyak penelitian yang telah memanfaatkan kulit ikan tuna salah satunya menjadi gelatin ( (Mardhiah et al, 2022;Moranda et al, 2018), sedangkan tulangnya dijadikan ▪ Jurnal TILAPIA, Vol. 4, No.…”
unclassified
“…Penelitian mengenai pemanfaatan hasil-hasil samping pengolahan terus dikembangkan seperti pemanfaatan tulang ikan sebagai mineral kalsium (Basmal et al, 2000;Husna et al, 2020;Kusumaningrum et al, 2016;Restari et al, 2019), karbon aktif (Nurhayati et al, 2021(Nurhayati et al, , 2022Risna et al, 2020;Thaib et al, 2021), gelatin (Ahmad et al, 2015;Rosida et al, 2018;Santoso et al, 2015) kulit diolah menjadi pupuk (Ahuja et al, 2020;Balkhande, 2020;Mardhiah et al, 2022;Muscolo et al, 2022;Tiwow et al, 2019), gelatin (Moranda et al, 2018;Nurwulandari et al, 2020;Sousa et al, 2017)…”
unclassified