Pengetahuan tentang Dagusibu dikalangan remaja saat ini tergolong minim, mereka hanya menganggap bahwa apotek ataupun toko obat merupakan tempat mendapatkan obat, apakah itu golongan obat bebas, bebas terbatas, maupun obat keras, mereka menganggap tidak ada perbedaan diantara keduanya, selain itu pengetahuan tentang penyimpanan obat masih sangat minim mereka dapatkan, mereka menganggap penyimpanan obat dalam bentuk sirup harus disimpan di lemari pendingin. Kebiasaan ini masih saja terjadi, untuk pembuangan obat yang memiliki cara tersendiri juga masih minim diketahui dikalangan remaja, sehingga perlu dilakukan sosialisasi terhadap teknik Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat) dikalangan remaja dalam hal ini dilakukan terhadap siswa-siswa SMA Negeri 4 Medan. Metode pengabdian ini dilakukan secara ceramah, tanya jawab, dan kuesioner untuk menilai pemahaman siswa terkait dengan Dagusibu. Kegiatan ini diikuti oleh 35 orang siswa/i di SMA Negeri 4 Medan pada tanggal 08 November 2023. Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa/i di SMA Negeri 4 terkait dengan Dagusibu memiliki tingkatan pengetahuan yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang dilakukan pada saat sebelum dilakukan sosialisasi dalam bentuk ceramah mengalami kenaikan rata-rata sekitar 19,58% yang awalnya sudah memiliki persentase yang tinggi secara berurut untuk pengetahuan tentang mendapatkan obat dari sumbernya sebanyak 70,7% menjadi 84,3%; menggunakan obat untuk penyakit yang tepat berkisar dari angka 64,8% menjadi 81,9%; menyimpan obat sesuai dengan bentuk sediaannya berkisar dari angka 58,1% menjadi 81,0% dan membuang obat dengan benar berkisar dari 55,2% menjadi 80,0%. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pemahaman siswa/i SMA Negeri 4 Medan tentang Dagusibu sangat baik.