Penyuluhan Tentang Budidaya Tanaman Cabai di Luar Musim di Lahan Kering Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara

Abstract

Gumantar Village, Kayangan District in North Lombok Regency, has a reasonably large area of ​​dry sandy land. This dryland has the potential to be developed as a cayenne pepper-producing area in the off-season (rainy season) because the possibility of waterlogging is very low. However, very few farmers grow cayenne pepper outside of the season in Gumantar Village, and the failure rate due to pests and diseases is very high. This extension aimed to motivate farmers to grow cayenne pepper out of season by providing knowledge on cultivation procedures and techniques for managing plant pests and diseases. The method used was by meeting, discussion, and plot demonstration. Evaluation activities were carried out using two methods, namely ex-ante and summative. Overall, it can be said that the extension activities had a positive impact on the participants, as indicated by the high motivation of farmers to grow cayenne pepper out of season. Participants' satisfaction with the presented materials, along with the visualization results of the demonstration plot, were the main keys to the success of the extension.

Peningkatan Kapasitas Petani Lahan Kering Kecamatan Kayangan Tentang Benih Bermutu dan Budidaya Tanaman di Luar Musim

“…Kedua, pemilihan desa Gumantar berdasarkan atas adanya laporan masyarakat atas kurang berhasilnya mereka dalam melakukan budidaya tanaman cabai di luar musim. Kegiatan penyuluhan tentang budidaya tanaman cabai di luar musim di desa Gumantar sudah dilaksanakan sebelumnya (Jaya et al, 2022a) sehingga kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan kapasitas atau peningkatan pemahaman. Masyarakat tani di desa Gumantar ingin memperoleh informasi tentang benih-benih bermutu untuk meningkatkan tingkat keberhasilan mereka.…”

“…Secara keseluruhan terdapat 45 orang peserta. Peserta dari kelompok tani Lembah Telaga beserta unsur pemerintah desa Gumantar sudah pernah mengikuti penyuluhan tentang budidaya tanaman cabai di luar musim sebelumnya (Jaya et al, 2022a).…”

“…Materi yang disampaikan mirip dengan materi yang disampaikan di desa Gumantar setahun sebelumnya (Jaya et al, 2022a) yang meliputi potensi lahan kering yang ada di desa Kayangan untuk melakukan budidaya tanaman cabai, trend harga cabai rawit di musim penghujan dan peluang usahanya bagi petani di desa Kayangan, serta pengelolaan hama dan penyakit tanaman di musim penghujan. Namun pada kegiatan di desa Kayangan tidak disediakan demonstrasi plot seperti di desa Gumantar.…”

“…Permasalahan berikutnya adalah daun tanaman cabai yang menguning dan keriting akibat virus, selain permasalahan lalat buah. Permasalahan virus dan lalat buah sudah disampaikan pada saat kegiatan penyuluhan sebelumnya (Jaya et al, 2022a). Oleh karena itu, fokus penyampaian materi pada permasalahan banyaknya tanaman yang mati di pertanaman.…”

Collaborative Governance Dalam Program Pengembangan Tanaman Cabai Untuk Petani Di Desa Meranjat Iii Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir

“…Collaborative Governance atau tata kelola kolaboratif menjadi sebuah pendekatan yang penting dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, terutama dalam sektor pertanian cabai. Pertanian cabai berdasarkan (Jaya, 2022) merupakan bagian penting dalam sektor pertanian, terutama di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun, produksi cabai sering kali mengalami fluktuasi yang cukup besar, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti hama, penyakit, perubahan cuaca, dan lain-lain.…”