Peran Ekosistem Mangrove Sebagai Habitat Populasi Tuntong Laut (Batagur borneoensis, Schlegel & Muller, 1844)

Abstract

Terdegradasinya ekosistem mangrove dapat menyebabkan hilangnya biodiversitas mangrove dan keseimbangan layanan ekosistem mangrove. Terganggunya fungsi layanan ekosistem berdampak pada peran mangrove dan mengakibatkan hilangnya suatu spesies. Pengaruh faktor biotik dan abiotik dapat terjadi perubahan yang dapat memberikan kontribusi berbeda terhadap peranan ekosistem mangrove sebagai habitat alaminya. Interaksi antar jenis spesies akan berdampak pada menurunnya jumlah populasi suatu spesies terutama tuntong laut, jika habitatnya terganggu. Tuntong laut mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap lingkungan yang tercemar, serangan predator maupun aktivitas manusia. Jasa layanan ekosistem mangrove mampu meningkatkan peran dan fungsinya terhadap masuknya zat pencemar dari bahan organik. Selain dijadikan sebagai tempat mencari makan dan tempat berlindung dari serangan predator, fungsi lain mangrove bagi tuntong laut adalah sebagai pengatur mortalitas dalam penyesuaian air yang bersalinitas tinggi. Sehingga tuntong laut mampu bertahan di sungai dan muara yang salinitasnya rendah. Oleh karena itu, kerusakan mangrove dapat mempengaruhi perubahan struktur, komposisi dan fungsi bagi tuntong laut. Peranan masyarakat dalam menjaga ekosistem mangrove sangat menentukan pola pemanfaatan lahan. Aktivitas pemanfaatan lahan perlu mempertimbangkan upaya pengelolaan secara kolektif. Upaya yang dilakukan berupa tindakan restorasi, rehabilitasi dan reklamasi. Peningkatan terhadap layanan ekosistem dievaluasi dengan penilaian terhadap indikator-indikator yang terlibat, metode kuantifikasi dan strategi pengelolaan. Sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat memberikan sutu kebijakan dan pemahaman kepada masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya mangrove.