Peran guru pendidikan agama islam dalam pembentukan karakter peserta didik memegang peranan yang penting. Guru PAI tidak hanya menjadi figur sentral dalam membentuk karakter peserta didik, melainkan juga memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih mereka agar menjadi individu yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, dan bertanggung jawab. Penguatan moral menjadi fokus utama guru PAI, yang memerlukan pemahaman mendalam tentang karakter dan moral. Selain itu, guru PAI harus memanfaatkan strategi dan metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan karakter, yaitu membentuk peserta didik yang memiliki karakter positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran guru PAI dalam membentuk karakter peserta didik serta menganalisis upaya yang diterapkan guru PAI dalam penguatan moral. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI berfungsi sebagai teladan dalam membentuk karakter peserta didik dengan mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan memberikan pemahaman tentang moral. Selain itu, guru PAI juga bertanggung jawab dalam membimbing peserta didik untuk memiliki kepedulian sosial, empati, dan kemampuan berakhlak yang baik. Penguatan moral, terutama dalam konteks era saat ini, menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi krisis moral yang sering terjadi, terutama di Indonesia. Dalam usaha penguatan moral, guru diharapkan menjadi teladan, sesuai dengan makna istilah "mu’addib" dalam Bahasa Arab, yang merujuk pada individu beradab yang memiliki peran dalam membangun peradaban berkualitas di masa depan. Guru diharapkan mampu memberikan pendidikan kepada peserta didik, mendorong kreativitas, mengelola hasil kreasinya, dan menjaga keseimbangan untuk kemaslahatan umum tanpa menimbulkan kerusakan bagi diri sendiri, masyarakat, dan alam