Peran penyuluhan pajak terhadap inefisiensi pemungutan pajak di Indonesia

Abstract

Salah satu strategi dalam menghimpun pajak di wilayah Indonesia adalah melalui penyuluhan perpajakan sebagai upaya peningkatan kesadaran wajib pajak. Terbitnya PERMAN-RB No.49 dan PERMAN-RB No. 50 tahun 2020 menunjukkan fungsi penyuluhan pajak memegang peranan penting dalam penerimaan pajak. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kegiatan penyuluhan perpajakan terhadap inefisiensi pemungutan pajak di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stochastic Frontier Analysis dengan pendekatan one step estimation pada 319 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di tahun pajak 2017-2020. Variabel output yang digunakan dalam penelitian ini adalah capaian realisasi penerimaan pajak, sedangkan variabel input yang digunakan adalah capital per labour. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu kepadatan penduduk, pendidikan, jumlah tenaga kerja informal, jumlah Wajib Pajak (WP) UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP), serta jumlah WP non UMKM yang terdaftar di KPP. Hasil penelitian menunjukkan tingkat efisiensi KPP Pratama di Indonesia dengan rata-rata efisiensi teknis tahun 2017-2020 adalah sebesar 89,45%, sehingga terindentifikasi 10,45% yang dapat dioptimalkan untuk mendapatkan tingkat operasional yang paling efisien. Penyuluhan pajak mempunyai pengaruh negatif terhadap inefisiensi kantor pelayanan pajak pratama

Pengaruh Inventory Intensity, Kebijakan Utang Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance

“…Rasio pajak suatu negara mencerminkan kinerja pemungutan pajak, semakin tinggi rasio pajak maka semakin efisien upaya pemerintah dalam melakukan pemungutan pajak dan sebaliknya (Dewi & Mahi, 2022). Selain itu faktor lain yang mampu memengaruhi rasio pajak adalah tingkat kesadaran wajib pajak (Bahri, 2020).…”