Pemimpin gereja diharapkan untuk memiliki nilai-nilai yang positif dalam kehidupannya, tidak hanya dalam kehidupan gereja / pelayanan, tapi juga dalam kehidupan di loka pasar, yaitu dalam keluarga, pekerjaan, bisnis dan sebagainya. Pemimpin-pemimpin ini diharapkan untuk memberi inspirasi kepada para pengikutnya dengan memberikan impartasi nilai-nilai yang positif melalui perilaku mereka yang positif. Masalah timbul karena harapan dan kenyataan tidak sama. Artikelini menjelaskan Model nilai-nilai yang diambil dari pengajaran Yesus dalam Kotbah di Bukit yang meliputi 5 dimensi kehidupan: rohani (spiritual), misi (missional), hubungan (relational), pengembangan (developmental) dan kekal (eternal). Implementasi dari model ini dipelajari secara empiris pada 565 pemimpin gereja dari berbagai daerah dan denominasi di Indonesia. Metode penelitian kuantitatif dengan survei secara eksplanatori dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pemimpin gereja sering mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dan dimensi rohani (Spiritual) adalah dimensi yang paling dominan menentukan keberhasilan dalam terwujudnya implementasi nilai-nilai tersebut