Perbandingan Harga Saham dan Volume Transaksi Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Nasional Kasus Covid-19 (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Perkebunan di Bursa Efek Indonesia)

Abstract

Kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan yang signifikan dari harga saham dan volume transaksi saham karena adanya pandemi COVID-19 (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Perkebunan di Bursa Efek Indonesia). Data penelitian ini diambil selama 6 bulan sebelum dan 6 bulan sesudah diumumkannya kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Data diolah dengan Uji Wilcoxon Sign Rank Test, dengan menggunakan SPSS versi 21. Dari hasil pengolah data, menunjukkan terjadi perbedaan signifikan pada harga saham sebelum dan sesudah diumumkannya kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi 0.000 < 0,05. Dimana harga saham mengalami penurunan dibandingkan sebelum adanya kasus COVID-19. Sedangkan untuk volume transaksi saham juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dimana nilai signifikasinnya 0,091 < 0,05. Volume transaksi saham sesudah pengumuman kasus COVID-19 menunjukkan nilai yang meningkat.

Pengaruh Earning Per Share (Eps) Net Profit Margin (Npm) Dan Return on Asset (Roa) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi Indonesia

“…Kinerja keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan yang baik akan mampu menggambarkan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan di masa depan, dengan demikian investor akan menilai kinerja tersebut sebagai patokan untuk yakin untuk membeli saham di suatu perusahaan (Soerzawa et al, 2018). Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham yang besarnya dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran di pasar (Yusmaniarti et al, 2022) Net Profit Margin (NPM) merupakan variabel yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Menurut Murhadi (2013) nilai NPM mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba bersih dari setiap penjualannya.…”

Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Kebijakan Larangan Ekspor CPO dan Turunannya

“…Beliau menyatakan bahwa adanya program pemerintah yang ingin meningkatkan implementasi penggunaan bahan bakar nabati atau biofuel (program biodiesel 30 (B30)) dan itu akan masih berlanjut sampai pemenuhan domestik terpenuhi dan program biofuel bisa sukses. Namun demikian, beliau juga berpandangan bahwa kebijakan tersebut hanya akan berpengaruh pada jangka pendek, sementara pembelian saham LSIP dimaksudkan untuk jangka panjang (≥6 bulan) sehingga pada saat dan setelah pengumuman kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya tidak melakukan buy atau pun sell dan tetap hold pada saham LSIP.7 Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitianChoriliyah et al (2016);Hafidz & Isbanah (2020);Bancin et al (2022); danYusmaniarti et al (2022) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan average abnormal return antara sebelum dan sesudah atas suatu pengumuman kebijakan.…”