2009
DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v11i3.5421
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perempuan Dalam Modernisme Dan Postmodernisme

Abstract: Modernisme telah menerima dan mendorong perempuan untuk bisa berkiprah di sektor publik, tetapi sekaligus ia pun dituntut agar tetap dapat berkiprah di sektor rumah tangga. Konsekuensinya, gerakan perempuan yang terpengaruh dan mengikuti arus modernisasi, aliran feminisme liberal, malah menjadikan perempuan itu sendiri terbebani peran ganda. Gerakan feminisme liberal telah dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan produktif perempuan di domain publik, tetapi belum bisa mengubah ketimpangan gender itu sendir… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Berbagai jenis teknologi masinal mulai banyak ditemukan yang menggantikan teknologi manual; tingkat kesejahteraan masyarakat juga naik akibat perdagangan lintas negara dan benua dan proses kolonisasi pada masyarakatmasyarakat non Barat; pendidikkan formal juga semakin berkembang yang mendorong pada berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun perubahan peradaban yang sifatnya progresif itu yang lebih banyak berlangsung di sektor publik ternyata lebih banyak dinikmati kaum laki-laki, sementara berbagai potensi yang sebenarnya juga dimiliki kaum perempuan tidak bisa muncul ke permukaan, karena gerak langkahnya sangat dibatasi, ia "dikurung" di sektor domestik yang ranah itu tidak banyak tersentuh oleh arus perubahan besar tersebut (Rajab 2009).…”
Section: Gerakan Perempuanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Berbagai jenis teknologi masinal mulai banyak ditemukan yang menggantikan teknologi manual; tingkat kesejahteraan masyarakat juga naik akibat perdagangan lintas negara dan benua dan proses kolonisasi pada masyarakatmasyarakat non Barat; pendidikkan formal juga semakin berkembang yang mendorong pada berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun perubahan peradaban yang sifatnya progresif itu yang lebih banyak berlangsung di sektor publik ternyata lebih banyak dinikmati kaum laki-laki, sementara berbagai potensi yang sebenarnya juga dimiliki kaum perempuan tidak bisa muncul ke permukaan, karena gerak langkahnya sangat dibatasi, ia "dikurung" di sektor domestik yang ranah itu tidak banyak tersentuh oleh arus perubahan besar tersebut (Rajab 2009).…”
Section: Gerakan Perempuanunclassified
“…Namun demikian, hasil dari gerakan-gerakan ini telah berkembang sebagaimana hak pilih yang dimiliki dari suatu negara ke negara lain. Gerakan-gerakan kemerdekaan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, telah menghasilkan persamaan kedudukan bagi kaum wanita (Rajab 2009;Ryadi 2004;Setiawan and Sudrajat 2018;Syakwan Lubis 2006).…”
Section: Postmodernismeunclassified
“…There has been a long debate on gender equality regarding women's role in the public domain career. First, the theory of nature argues that given biological differences between men and women, different roles in society are necessary and natural (Rajab, 2009). Second, nurture theory only positions the different roles between men and women as a result of social construction so that the general understanding of role division is not standard and can be remodeled (Coleman & Hong, 2008).…”
Section: Share | Volume 10 | Number 1 | Jan -Jun 2021mentioning
confidence: 99%